Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan,menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat di sangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup dan terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai dan berpencar ke arah yg mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana,menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin,dan menciut di cengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup ! Ingin merasakan sari pati hidup. http://www.bisnisspeed.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perayaan Cap Go Meh, Menenggelamkan Syiar Maulid Nabi Muhammad SAW

6 Februari 2012   15:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:59 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


==================================================

Maulid Nabi Muhammad hanya selisih 1 hari dengan perayaan Cap Go Meh....adrenalin penduduk kota makassar menggeliat mencari berita2 tentang perayaan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum migran Tionghoa


diberbagai media dimakassar begitu semangatnya menaruhnya pada halaman depan,para penduduk dimakassar tumpah ruah, demi menyaksikan tarian barongsai,Naga air, dan gemuruh tabuhan gendang....sangat ampuh menghipnotis ratusan bahkan ribuan penduduk kota makassar.....hingga syiar Maulid Nabi pun tenggelam begitu saja

Jalan sulawesi Makassar menjadi bukti moralitas keagamaan kaum minoritas begitu besar seampuh mereka menguasai jalur perdagangan kota makassar,....apakah saya mengarah ke SARA...atau terindikasi kecemburuan sosial....saya rasa tidak....sy hanya ingin membuka mata anda semua di tabloid CERDAS ini bahwa bahwa inilah realita kaum muslimin di makassar...

sayapun penasaran dan mengajak anak saya menyaksikan perayaan Cap go meh di sepanjang jalan sulawesi....1 kata "Luar biasa"....saya terbayang seandainya ini adalah perayaan Maulid nabi kita, seperti.....di Cikoang Takalar...betapa bahagianya diri ini....menyaksikan Sanjungan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

apakah yang saya lihat pada pesta perayaan CAP GO MEH..anda mau tahu...!!!!

disepanjang jalan sulawesi...banyak wanita-wanita berjilbab, lelaki paruh baya berkopiah,anak-anak sambil nenteng telur habis maulid-tan dimesjid yg berdekatan dengan Wihara tempat perayaan cap go meh.....Astagfirullah...inikah yang anda tanamkan dan wariskan pada generasi muda bangsa ini...sy yakin 20 tahun kedepan perayaan maulid Nabi hanya sebatas "simbolitas religius" di mesjid2 kampung,mushollah,...perlahan dan pasti perayaan syiar islam mulai terpinggirkan dan bahlan lenyap diperkotaan.

Semuanya tampak Paradoks dgn penalaran yg tidak rasional,...apakah ada cara membangkitkan Nasionalis keagamaan pada Bangsa ini yg sama sekali mengalami pengaburan nilai kegamaan yang sdh jauh tergadai oleh rayauan Ekonomi yang sedikit "menjepit"...hingga yang yg tampak dipermukaan adalah penguasa Ekonomi liberal.

saya sebagai Mahasiswa Sosiologi disalah satu Universitas swasta dimakassar merasa sedikit terusik....bermodalkan Tulisan dan buku diberbagai WEb/blog yang aku padukan pada tulisan ini yaitu :

1.Tabiat bangsa Tionghoa
2.Ajaran Pluralisme Bangsa Cina bertentangan dengan Al-quran
3.Paham Liberalisme perdagangan Tionghoa
4.Mengapa mereka (TiongHoa) ada di "Indonesia"
5.Kebebasan Mereka adalah suatu Kebodohan pemerintahan Abdurrahman Wahid (gusdur)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun