Mohon tunggu...
Lukman Hanif
Lukman Hanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Tidar

Saya adalah seorang mahasiswa sekaligus penulis lepas yang suka menjelajahi dunia melalui kata-kata, yaitu dengan menyajikan tulisan-tulisan yang inspiratif, informatif, dan menghibur, selain itu juga saya menyukai bepergian dan mencoba melakukan hal baru yang sebelumnya belum pernah saya lakukan untuk itu penting bagi saya untuk mengabadikan setiap kegiatan yang saya lakukan salah satunya yaitu dengan menulis, untuk itu mari kita bersama berpetualang dalam setiap kata.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dari Sampah Jadi Karya: Kreasi Unik dari Bahan Anorganik

19 Agustus 2024   08:30 Diperbarui: 4 September 2024   22:59 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim PPK Ormawa Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen FE Universitas Tidar 2024 menggelar kegiatan "Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Anorganik di Aula Balai Desa Daleman Kidul, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang pada Minggu, 11 Agustus 2024.  

Acara bertema "Kreasi Tanpa Batas Melalui Sampah Anorganik Menjadi Rupiah" ini dihadiri oleh Kepala Desa Daleman Kidul, Bapak Sunaryo, beserta warga setempat, termasuk Ibu-ibu PKK, Tim Pemilah, Tim Kreatif kelembagaan Rumah Sampah Digital tingkat dusun, dan Koordinator Sampah Anorganik Tingkat Desa. 

Kegiatan ini disambut antusias dan meriah oleh warga Desa Daleman Kidul. Dalam sambutannya, Kepala Desa Sunaryo menyampaikan apresiasi atas penyampaian ilmu dan penyediaan sarana kerajinan kepada warga, serta berharap agar pengetahuan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengelolaan sampah di desa tersebut.

Ketua Panitia, Salsabila Nur Hapsari, menjelaskan bahwa tema "Kreasi Tanpa Batas Melalui Sampah Anorganik Menjadi Rupiah" disosialisasikan dengan tujuan untuk meningkatkan minat warga Desa Daleman Kidul dalam mengelola sampah anorganik yang masih dapat didaur ulang menjadi barang dan aksesori bernilai ekonomis. Hasil penjualan kerajinan ini tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga memperkenalkan mereka pada pentingnya pemilahan jenis sampah, yang dapat dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga.

Dalam acara tersebut, hadir sebagai pemateri utama Ibu Titin Surtiningsih dari Bank Sampah Kampung Bersemi, Kota Magelang. Pada sesi materinya, Ibu Titin membahas secara mendalam mengenai konsep pengelolaan sampah berbasis metode 3R, yang meliputi Reuse (menggunakan kembali), Reduce (mengurangi), dan Recycle (mendaur ulang). Metode 3R ini telah dikenal luas sebagai strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Warga juga berpartisipasi aktif dengan membawa sampah anorganik dari rumah masing-masing, seperti tutup botol bekas, untuk diolah menjadi kerajinan tangan

Ibu Titin memberikan wawasan tentang cara pengolahan sampah anorganik dan menyertakan beberapa contoh konkret mengenai bagaimana sampah tersebut dapat diubah menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. Misalnya, tutup botol bekas yang sering dianggap sebagai limbah dapat diubah menjadi gantungan kunci yang unik dan menarik. 

Selain itu, kardus bekas yang biasanya dibuang begitu saja dapat diolah menjadi jepit rambut yang modis dan fungsional. Bahkan, minyak jelantah yang sering kali dianggap sebagai limbah berbahaya dapat dimanfaatkan kembali dengan diolah menjadi lilin aromaterapi yang memiliki nilai ekonomi yang baik.

Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang cara-cara kreatif dan inovatif dalam mengolah sampah anorganik, tetapi juga terdorong untuk menerapkan metode 3R dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Meskipun sampah, terutama sampah anorganik, sering dianggap sebagai masalah yang sulit diatasi, dengan pendekatan yang tepat, sampah tersebut dapat diubah menjadi sumber daya yang berharga. Oleh karena itu, pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis, tetapi juga bertujuan untuk mendorong perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap sampah. 

Jika kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah meningkat, pengelolaan sampah di tingkat lokal akan berjalan lebih optimal dan efektif. Hal ini tentu saja akan berdampak positif, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Anorganik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun