Argentina, Sang Juara Dunia, akhirnya tiba di Jakarta, Indonesia, pada Jumat (16/6/2023) malam, dalam rangkaian Tour FIFA Match Day kontra Timnas Indonesia. Namun, sungguh sangat disayangkan, bintang terbesar mereka, sekaligus pemain terbaik sepanjang masa, Lionel Messi, tak ikut bersama rombongan timnas Argentina ke Jakarta.
Tim Nasional (Timnas)Lagi-lagi, harapan melihat aksi magic sang pemegang 8 Ballon d'Or tersebut secara langsung hanya bersifat utopis semata. Tak hanya Messi, dua pemain senior lainnya, yang ikut membawa Argentina Juara Piala Dunia di Qatar 2022 yang lalu, Angel Di Maria dan Nicolas Otamendi, juga tak hadir. Pelatih Argentina, Lionel Scaloni, akhirnya memberi izin ketiganya untuk berlibur.
Menatap Messi adalah impian semua orang. Melihatnya bermain melalui layar kaca tentu beda atmosfernya saat melihat Messi bermain langsung. Namun, kita juga mesti menyadari bahwa selamanya kita tak akan pernah melihat Messi bermain di Indonesia, karena pemain seperti Messi hanya akan lahir dalam 100 tahun, dan Itu berarti mimpi kita hanyalah utopis semata. Apalagi usia Messi kini sudah tak muda lagi, dan kini "hanya" bermain di MLS League.
Nah, sebelum ada kepastian Messi tak hadir, para penggemar Messi dan Argentina di Indonesia, bahkan yang tak suka dengan Messi sekali pun, pasti sudah membayangkan aksi "sihir" Messi di rumput Stadion Gelora Bung Karno. Mereka yang sudah kadung jatuh cinta pada permainan Messi pasti rela merogoh kocek yang dalam untuk melihat sang mega bintang bermain.
Namun, kepastian bahwa Messi tak hadir di Jakarta mengundang kekecewaan yang begitu mendalam. Apalagi mereka yang sudah telanjur membeli tiket pertandingan. No Messi, no party. Begitu ungkapan yang berseliweran di kanal-kanal media sosial. Bahkan pesohor, Aldi Taher, sampai membuat lagu khusus kepada Messi agar mau datang ke Jakarta dan bermain.
Lagu Aldi Taher ini pun membuat heboh jagat dunia maya. Bahkan tidak tanggung-tanggung, FIFA, sang pemilik rule of the game sepak bola, mengunggah lagu Aldi Taher di akun instagram-nya. Lagu Aldi Taher tersebut digunakan FIFA sebagai backsound kumpulan video Messi di lapangan. Lagu Aldi Taher tersebut berisi rayuan agar Lionel Messi mau ke datang Jakarta.
Wajar publik kecewa, karena Messi adalah pemain paling berpengaruh, tak hanya di negaranya, Argentina, tetapi juga di dunia. Bisa dikatakan Argentina adalah Messi, Messi adalah Argentina. Namun, publik Indonesia tak perlu menyalahkan Messi, karena yang memiliki hak prerogatif dalam menentukan pemain adalah pelatih. Dan Scaloni memilih tidak membawa Messi. Â
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, pun pernah mengatakan bahwa yang bermain nanti adalah Timnas Indonesia versus Timnas Argentina, bukan timnas Indonesia versus Messi All Stars. Apa yang dikatakan oleh Erick Thohir benar adanya. Cara berpikir publik terhadap esensi FIFA Match Day ini yang perlu diubah, bahwa FIFA Match Day adalah tentang negara, bukan persona. Â
Sebenarnya kalau kita flashback lagi, Asia Tenggara bukan tempat yang tepat bagi Lionel Messi. Pada 2017 lalu, Messi bersama timnas Argentina, juga urung tampil melawan timnas Singapura. Padahal Messi kala itu sudah mendarat di Bandara Singapura. Namun, Messi secara mendadak batal bermain, dan memilih kembali terbang ke Barcelona, dengan alasan keluarga. Â Â
Ketidakhadiran Messi tak perlu diratapi, karena ini bukan kejadian pertama. Publik juga harus mengubur mimpi ketemu Messi. Pun jangan larut dalam kecewa, karena pemain yang datang adalah pemain kelas satu juga yang berjasa membawa Argentina juara dunia ketiga kalinya. Masih ada Emi Martinez, sosok di bawah mistar gawang yang aksi heroiknya begitu memesona di PD. Jika bukan dia, mungkin Messi masih memendam impian mengangkat tropi PD.
Di lini belakang, ada nama Gonzalo Montiel. Pemain ini yang menjadi penentu kemenangan Argentina di final PD kontra Prancis. Dia adalah penendang terakhir yang mengecoh kiper Hugo Lloris dalam drama adu penalti. Jangan lupakan nama Nahuel Molina, bek sayap lincah ini yang mengonversi umpan jenius Messi menjadi gol kontra Belanda di perempat final PD 2022.
Kita masuk di lini tengah. Ada nama-nama mentereng seperti Rodrigo De Paul, Enzo Fernandez serta Alexis Mac Allister. Tiga nama yang begitu mewah ini sedikit bisa menyingkirkan perasaan kecewa atas ketidakhadiran Messi. Mereka bertiga adalah sosok kunci yang mengendalikan lini tengah Argentina selama ini. Ketiganya juga paling bersinar di Piala Dunia Qatar 2022.
Di depan, ada sosok bernama Julian Alvarez. Ia adalah salah satu striker paling bersinar di PD. Empat gol selama PD adalah bukti ketajaman tandem Erling Haaland di Manchester City ini. Ia pun membawa curriculum vitae yang begitu mewah, yaitu juara PD, dan Treble Winner bersama Man City. Jadi, tak ada alasan untuk meratapi ketidakhadiran Leo Messi. (LH)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H