Kendati demikian, Argentina sukses membobol gawang Ekuador yang dikawal Domingues melalui Lisandro Martinez pada menit ke-35. Skor 1-0 ini bertahan hingga babak pertama.
Pada babak kedua, Argentina tetap tampil menekan. Namun, Ekuador memberikan perlawanan, karena harus mengejar ketertinggalan. Pada babak ini, Lautaro digantikan Julian Alvarez.
Masuknya Alvarez tentu untuk menambah daya gedor. Alih-alih bertambah, Argentina malah mendapatkan hukuman penalti. Beruntung, penalti Ekuador gagal dieksekusi dengan baik.
Skor 1-0 diyakini bakal bertahan hingga wasit meniup peluit panjang. Namun, kemenangan yang sudah di depan mata itu harus buyar akibat gol Kevin Rodriguez di masa injury time, 90+1.
Laga pun harus dituntaskan lewat tos-tosan adu penalti. Soal adu penatil, Argentina tak perlu risau karena memiliki kiper yang jago untuk urusan tendangan penalti, Dibu Martinez.
Benar saja. Kiper tangguh ini mampu mem-blok dua tendangan penalti lawan. Meskipun di awal, Messi yang melakukan tendangan pertama gagal menjalankan tugasnya dengan baik.
Tendangan Panenka yang Messi lakukan membentur mistar gawang, padahal kiper sudah salah mengantisipasi laju bola yang mengudara. Panenka-nya sudah betul, tapi bola terlalu ke atas.
Eksekutor penalti Argentina yang diturunkan Scaloni masing-masing adalah Messi (gagal), Julian Alvarez (gol), Alexis MacAllister (gol), Gozalo Montiel (gol), serta Nicolas Otamendi (gol).
Sementara itu, untuk penendang penalti Ekuador yang diturunkan pelatih masing-masing adalah Angel Mena (gagal), Alan Midan (gagal), John Yeboah (gol), serta Jordy Caicedo (gol).
Akhirnya, Argentina sukses menyudahi perlawanan keras Ekuador. Pengalaman menjadi faktor penentu Argentina bisa melewati babak perempatfinal untuk melaju ke babak semifinal.
Pada babak semifinal, Argentina akan berhadapan dengan pemenang antara Venezuela versus Kanada. Siapa pun lawannya, Argentina di atas kertas dapat melaju mulus ke final. (LHr)