Mohon tunggu...
LUKMAN HAKIM
LUKMAN HAKIM Mohon Tunggu... Aktris - Konten Kreator

Menjadi seorang konten kreator adalah merangkai cerita di atas layar kosong, menyulam ide menjadi karya yang menginspirasi. Ia adalah pemahat makna di tengah derasnya arus digital, membawa pesan dengan keberanian dan sentuhan jiwa. Kreator tidak hanya mencipta, tetapi juga merasakan—menyampaikan suara hati kepada dunia, menyentuh jiwa-jiwa yang haus akan makna. Dalam setiap karyanya, ada jejak perjuangan, cahaya imajinasi, dan denting keabadian yang melampaui waktu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bukan Ekspor Kekayaan Alam, Pilar Utama Penyumbang Devisa Negara tetapi Pariwisata

21 November 2024   01:31 Diperbarui: 21 November 2024   01:55 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tegal, 12 November 2024-- Pariwisata telah menjadi salah satu sektor ekonomi yang paling signifikan dalam menyumbang devisa negara. Dengan kekayaan alam, budaya, dan sejarah yang dimiliki Indonesia, sektor ini terus menunjukkan potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.

Menurut data terbaru dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sektor pariwisata menyumbang sekitar USD 15 miliar devisa negara pada tahun 2023, menjadikannya salah satu kontributor terbesar setelah sektor ekspor hasil bumi. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 16 juta orang, sementara wisatawan domestik mencapai lebih dari 300 juta perjalanan, menunjukkan tingginya minat pada destinasi wisata di seluruh penjuru negeri.

Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno, dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa pariwisata bukan hanya soal jumlah kunjungan, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas pelayanan dan pengalaman wisatawan. "Kita memiliki destinasi kelas dunia seperti Bali, Labuan Bajo, Raja Ampat, hingga Danau Toba. Potensi ini harus kita kelola dengan baik untuk mendorong devisa, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga kelestarian lingkungan," ujarnya.

Ekonom Universitas Indonesia, Prof. Dr. Faisal Basri, juga menyoroti pentingnya diversifikasi sektor pariwisata. "Kita harus mendorong wisata berbasis budaya dan ekowisata yang memberikan dampak ekonomi langsung ke masyarakat lokal. Ini akan membuat sektor pariwisata lebih inklusif dan berkelanjutan," jelasnya.

Dalam pandangan saya, pariwisata harus dilihat sebagai sektor strategis yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Dengan mengembangkan infrastruktur yang ramah wisatawan, memperkuat promosi internasional, serta melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan destinasi wisata, Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia.

Selain itu, keberlanjutan harus menjadi prioritas. Meningkatnya jumlah wisatawan tentu membawa dampak positif pada devisa, namun juga dapat menimbulkan risiko terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan bijak. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam.

Dengan potensi yang dimiliki, pariwisata dapat menjadi sektor unggulan yang tidak hanya memperkuat devisa negara, tetapi juga membawa nama Indonesia semakin dikenal di panggung internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun