Oleh : Lukman Hakim, M. Idris dan Annisa Vada Febriani
"Magister Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan"
Apa itu Minyak Jelantah ?
Minyak jelantah adalah minyak goreng bekas yang telah digunakan untuk menggoreng makanan. Setelah digunakan berulang kali, minyak ini biasanya mengalami perubahan warna, bau, dan tekstur akibat proses oksidasi, pemanasan berulang, serta interaksi dengan sisa makanan. Minyak jelantah tergolong limbah rumah tangga yang sering kali dianggap sepele, ternyata menyimpan potensi luar biasa. Selain menjadi sumber pencemaran lingkungan, minyak bekas ini bisa diolah menjadi energi terbarukan yang ramah lingkungan. Transformasi ini menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan limbah tidak hanya soal mengurangi sampah, tetapi juga menciptakan solusi berkelanjutan.
Dari Limbah ke Energi Terbarukan  ?
Minyak jelantah dapat diolah menjadi biodiesel melalui proses transesterifikasi. Proses ini mengubah minyak menjadi bahan bakar berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk kendaraan bermotor maupun kebutuhan industri. Selain itu, minyak jelantah juga bisa langsung dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif pada tungku pembakaran. Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.Â
Perspektif Islam dan Muhammadiyah
Dalam pandangan Islam, menjaga lingkungan adalah tanggung jawab setiap individu. Surah Al-Baqarah ayat 205 mengingatkan kita untuk tidak merusak bumi, sementara Surah Al-Anbiya ayat 16 menegaskan bahwa setiap ciptaan Allah memiliki tujuan dan manfaat. Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam besar di Indonesia, turut berperan aktif dalam isu lingkungan. Melalui program seperti Fikih Energi Berkeadilan, Muhammadiyah mendorong transisi menuju energi ramah lingkungan seperti tenaga surya, angin, dan air.
Langkah Nyata untuk Masa Depan
Transformasi minyak jelantah menjadi energi terbarukan adalah contoh nyata integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai Islam. Dengan memanfaatkan teknologi ini, kita tidak hanya menyelesaikan masalah limbah, tetapi juga mendukung transisi energi berkeadilan yang sejalan dengan ajaran Islam. Sebagai khalifah di bumi, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan lingkungan demi generasi mendatang.
Kesimpulan
Mengolah minyak jelantah menjadi energi terbarukan adalah langkah inovatif yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga sesuai dengan ajaran Islam. Teknologi ini menawarkan solusi praktis untuk mengurangi limbah sekaligus menyediakan alternatif bahan bakar. Dengan dukungan masyarakat dan organisasi seperti Muhammadiyah, kita dapat mewujudkan transisi energi yang adil dan berkelanjutan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H