Mohon tunggu...
Lukman Hafiz
Lukman Hafiz Mohon Tunggu... Atlet - Atlet

Jadikan pengalaman sebagai guru terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pendidikan Inklusif saat Pandemi Covid-19

24 Januari 2021   00:30 Diperbarui: 24 Januari 2021   00:32 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran dalam pendidikan  memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajar siswa. Dalam implementasinya, pendidik memegang peranan penting dalam mewujudkan pendidikan inklusif yang ideal. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga pendidik yang memahami pendidikan inklusif untuk menciptakan kondisi kelas yang bersahabat dengan anak berkebutuhan khusus. Namun permasalahan saat ini masih banyak pendidik yang belum memahami pendidikan inklusif. Pembelajaran ini juga merupakan proses siswa merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sehingga siswa dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajarannya.

Pendidikan inklusif di masa pandemi sedikit tidak terkontrol. Pembelajaran anak-anak berkebutuhan kini sedang mendapatkan sorotan. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) rentan mendapatkan degradasi atau kemunduran pembelajaran. Ini diakibatkan karena dalam pembelajaranya anak-anak berkebutuhan khusus membutuhan pendampingan oleh guru pendamping khsusus (GPK). Kini para GPK tidak bisa bertemu atau bertatap muka dengan anak-anak yang biasa mereka dampingi. Anak-anak berkebutuhan khusus kini kehilangan waktu belajarnya, kehilangan interaksi baik dengan guru pendamping khusus juga dengan teman sepermainan, kehilangan sentuhan dan bimbingan intensif dari GPK. Hal ini akan berdampak serius bagi anak-anak ABK jika tidak segera ditemukan solusi terbaiknya. Apalagi di masa saat ini sekolah melakukan pembelajaraan daring (online) dan tidak menutup kemungkinan untuk proses pembelajaran tidak berjalan efektif dan sulit terkontrol.

 Sekolah untuk anak berkebutuhan khusus sama dengan sekolah untuk anak pada umumnya. Namun karena kondisi dan karakteristik disabilitas anak berkebutuhan khusus, maka sekolah untuk mereka dirancang secara khusus sesuai dengan jenis dan karakteristik disabilitas. Terdapat beberapa sekolah untuk anak berkebutuhan khusus, antara lain: sekolah luar biasa (SLB), sekolah komprehensif, dan sekolah inklusif baru-baru ini.Dalam pendidikan inklusif, anak berkebutuhan khusus akan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia dan tetap bersekolah. Integrasi ke sekolah umum dengan dukungan lingkungan. Pelaksanaan pendidikan inklusif didasarkan pada keyakinan bahwa semua orang, terlepas dari perbedaan di antara mereka, adalah bagian yang berharga dari solidaritas sosial. Dalam pendidikan, hal ini berarti bahwa semua anak, tanpa memandang kemampuan atau disabilitas, latar belakang budaya atau bahasa, agama atau jenis kelamin, bersatu dalam komunitas sekolah yang sama.

Dalam menyikapi hal ini, seharusnya pemerintah segera menyusun metode pembelajaran yang sesuai untuk anak-anak berkebutuhan khusus ditengah pandemi. Langkah iniy dinilai sangat dibutuhkan untuk menjawab kekhawatiran baik dari pihak sekolah, guru dan orang tua tentang masa depan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Pandemi Covid-19 memang sangat memberikan dampak buruk bagi dunia pendidikan. Khususnya pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Bukan saja rentan terkena Covid-19 yang kian meluas. Kini anak-anak berkebutuhan khusun rentan pula mengalami degradasi atau penurunan pendidikan akibat belum maksimalnya proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan pemerintah di tengah pandemi inii. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun