Mohon tunggu...
Lukman Fauzi
Lukman Fauzi Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Saya adalah pemerhati kesehatan masyarakat, terutama bidang Epidemiologi, Biostatistik, dan Kependudukan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tingginya Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja, Pengabdi FK UNNES Lakukan Skrining Kesehatan Mental pada Siswa SMP

11 Oktober 2023   08:00 Diperbarui: 11 Oktober 2023   08:09 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak usia sekolah dan remaja memiliki kebutuhan kesehatan dan perkembangan fisik, seksual, psikososial, dan neurokognitif yang positif saat mereka berkembang dari masa kanak-kanak menuju dewasa sehingga penyediaan layanan kesehatan berkualitas untuk anak usia sekolah dan remaja perlu diperhatikan. Populasi anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan karena memiliki jumlah populasi yang besar serta mudah untuk dijangkau karena terorganisir dengan baik yaitu berada di sekolah/madrasah.

Masalah kesehatan yang dialami anak usia sekolah dan remaja cukup kompleks dan bervariasi. Berdasarkan studi global burden of disease, diperoleh data bahwa penyakit tidak menular merupakan penyumbang beban penyakit pada remaja di Indonesia. Hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prevalensi penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung pada remaja 15 tahun jika dibanding dengan prevalensi sebelumnya pada tahun 2013. Sebanyak 73% kematian di Indonesia disebabkan karena PTM dan 26% diantaranya merupakan kematian dini. Selain itu, gangguan mental emosional juga menjadi salah satu masalah kesehatan yang ditemui pada remaja. Anak usia sekolah dan remaja juga rentan akan masalah ketidakseimbangan gizi, seperti kegemukan dan obesitas. Berdasarkan data laporan Riskesdas 2018, prevalensi remaja gemuk dan obesitas berusia 13-15 tahun di Indonesia adalah sebesar 11,2% dan 4,8%, dimana masing-masing mengalami peningkatan 0,4% dan  2,3% dari prevalensi 2013.

Dengan alasan inilah, tim pengabdi Prodi Kesmas FK UNNES bekerja sama dengan SMPIT Mutiara Hati, Kota Semarang untuk memberdayakan remaja melalui posyandu remaja. Pengabdian yang didanai FIK UNNES ini diinisiasi oleh Lukman Fauzi, M.PH, Dr. Andry Akhiruyanto, Dina Nur AN, PhD, Mustafa Daru Affandi, ST, dan Fery Nurhandoko, SKM. "Kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan makan yang tidak seimbang adalah bentuk perilaku berisiko pada remaja yang dapat meningkatkan risiko terkenanya penyakit kronis lebih dini pada usia remaja", ungkap Lukman Fauzi.

Pengabdian ini bermaksud untuk meningkatkan peran siswa agar mampu memberdayakan UKS dengan beberapa kegiatan edukasi yang menarik bagi siswa lain.  Aktivitas yang dilaksanakan antara lain pemberian edukasi penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala dan aksi penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala. "Kami sangat mengapresiasi kerja sama antara FK UNNES dengan SMPIT Mutiara Hati untuk memberdayakan anak-anak kami ke dalam wadah usaha kesehatan sekolah sehingga waktu luang mereka terisi dengan hal-hal positif" tutur Ridwan, SPd selaku Kepala SMPIT Mutiara Hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun