Diketahui, Fuad Bawazier merupakan salah satu tokoh KAHMI yang berada dalam dokumen pelengseran Gus Dur.Â
Dokumen itu dikembangkan penemunya menjadi sebuah buku yang berjudul Menjerat Gus Dur.Â
Buku itu diterbitkan Numedia Digital Indonesia akhir 2019 lalu. Sampai saat ini, sudah beberapa kali pra-pemesanan ludes dilahap masyarakat.Â
Fuad Bawazier pun berkomentar perihal buku tersebut. Ia menyampaikan, ia tidak pernah mengirim surat kepada Akbar Tanjung.Â
Ia juga mengatakan, tidak ada satu pun sumber yang menguatkan atau mengetahui surat seperti itu.Â
"Biarkan (buku) sampah dibaca sampah, barang sampah, penulisnya sampah. Bagi saya begitu saja karena tidak memenuhi kadar. Gak ada yang bisa memperkuat satu pun bahwa ada dokumen yang seperti itu," tegas Fuad. (08/01/2020, cnnindonesia.com).
Hm, masa pembaca buku dikatakan sampah dengan kanda satu ini? Astaga. Setelah konsumsi kader terhadap buku rendah, kanda satu ini malah begini.
Jejak digital kanda Fuad Bawazier ini tergolong sangat ekstrim. Mulai dari konflik pengurusan KAHMI, provokasi demo adindanya di HMI, hingga ada ulama yang mengaku dibayar untuk demo. Luar biasa bukan?
Sampai hari ini, baru Fuad Bawazier dan Azyumardi Azra yang membantah isi buku tersebut. 8 tokoh lainnya dari KAHMI masih diam diri saja nih.Â
Apakah tanda "diam" ini sebagai kebenaran? Gak mungkin dong. Logika dari mana itu? Wkwk.Â
Hm, mungkin mereka sedang menyiapkan jawaban-jawaban memukau di hadapan wartawan ya.