Pertama, Donny Hery mengatakan, "Lebih baik DIAM dan terlihat BODOH. Daripada bicara tapi terlihat BODOHNYA," teks penulisan komentar tersebut sesuai dengan apa yang ada di kolom komentar.
Kedua, Indonesia Berubah mengatakan, "Awas om dikelilingi orang-orang liberal," nama akun tersebut sepertinya dipakai oleh seseorang yang tak jelas identitasnya.Â
Ketiga, Nur Hadi mengatakan, "yaaaaaahhh.... ngelus dada aja dah.... #astagfirullah.... Semoga allah memperbaiki hati mereka," sebutnya.
Terakhir, Afaida Mandai mengatakan, "Dajjal betina nih,,,,, terimalah dosa jariahmu nenek bau tanah..!"
Baca juga: Gus Dur dan Orang Karo
Di antara 17 ribuan komentar tersebut, saya hanya bisa mengutip empat itu saja. Banyak komentar bernada tidak setuju dan ada juga komentar yang setuju.
Begini, perbedaan pendapat di dalam Islam itu adalah suatu keniscayaan. Ibu Sinta memiliki pandangan seperti itu, belum tentu ia salah. Kemudian Anda juga memiliki pandangan lain, belum tentu Anda benar.
Urusan agama tidak hanya sebatas salah dan benar. Banyak interpretasi ayat atau hadits yang harus disesuaikan dengan konteks tempat dan waktunya.Â
Saya hanya ingin mengatakan kepada mereka yang berkomentar merasa "paling benar", dan "tak beradab", bahwa kita harus menghargai suatu pendapat seseorang. Jangan berkomentar bernada tak sopan dan tak beradab.
Adab itu lebih tinggi dari pada ilmu, jika Anda sudah tidak beradab, maka perlu dipertanyakan keilmuan Anda. Masa Anda berkomentar tak sopan seperti di atas, mereka itu manusia. Agama itu menjunjung tinggi kemanusiaan.
Boleh saja tidak setuju, silahkan jalankan saja sesuai dengan pengetahuan atau keyakinan yang Anda miliki. Dan biarkan orang lain menjalankan pengetahuan yang ia miliki.