Ujian Hidup Sebagai Sifat Kasih Sayang Allah Swt
Bismillah, memulai melakukan sesuatu dengan menyebut nama Allah Swt menjadi kewajiban bagi seorang muslim agar yang masuk pertama kali pada akal dan jiwa, nama yang indah didengar, nikmat pula diperdengarkan.
Ar-Rahman (Maha Pengasih) Allah Swt mengasihi makhluk tanpa pilih kasih. Semua makhluk mendapat rezeki dari Allah Swt. Inilah salah satu bukti Allah Swt Maha Pengasih. Selanjutnya kewajiban bagi hamba-Nya untuk meneladani sifat ar-Rahman, sebagai  sifat Allah Swt yang utama, dikarenakan semua ada dan mendapatkan segala pemberian-Nya, tak memandang apapun, karena yang ada di dunia adalah rahmat dari Allah Swt dan Allah Swt sendirilah yang memilikinya.
Sifat Ar-Rahman Allah Swt sendiri sangat luas, semua makhluk mendapatkan. Walaupun  orang tersebut berperilaku kurang baik, bahkan seorang non muslim pun mendapatkan semua, mereka tetap diberi kehidupan, rizki dan kesehatan. Sifat Rahman Allah Swt didapat sesuai dengan kondisi atau kemampuan manusia dalam mengelolanya.Â
Ar-Rahiim sifat mutlak penyayang, sifat Allah yang ar-Rahim khusus untuk orang mukmin. Allah Swt yang akan memberikan kelak di akhirat nanti. Oleh karena itu orang mukmin tidak boleh iri dengan orang kafir yang mendapatkan kasih Allah Swt  di dunia, karena itu hak Sang Pencipta Allah Swt. Orang muslimlah yang harus banyak bersyukur karena ia akan mendapat dobel kasih sayang Allah Swt, baik di dunia maupun di akherat kelak.
Pada sifat ar-Rahim Allah Swt  itu sesungguhnya ada rahasia yang kadang manusia tidak merasakan rahasia tersebut. Ar-Rahim sifatnya sangat lembut, seperti dapat menjalankan perintah Allah Swt, berdzikir dan bertasbih untuk mengingat dan memuji-Nya, mendapatkan rizki, kelak pertemuan dengan Allah Swt dan kenikmatan yang lain.
Kita berharap  kepada Allah Swt agar mendapatkan sifat rahman rahim-Nya, menjadi orang pilihan-Nya dan selalu mendapat kebaikan dari-Nya. Walaupun perilaku kita bermacam-macam coraknya, ada  baik dan ada pula yang kurang baik.Â
Seseorang dapat dikatakan layak maupun  tidak mendapatkan rahmat (kasih sayang), itu hak veto Allah Swt sendiri dan versi Allah Swt pula, bukan menurut penafsiran manusia apalagi keyakinannya yang kadang mengedepankan nafsu. Rahmat yang meliputi rahmatan lil'alamin, atau rahmat bagi seluruh alam.
Ar-Rahman ar-Rahim, setelah lafadz robbil aa'lamin (Allah sebagai penguasa alam), Allah Swt menjadi  pemilik dan penguasa alam semesta, tidak menunggu  pemilihan dan lain sebagainya. Allah Swt mendidik dan juga mengasuh, guru (murobbi) mendidik fisik, mental dan akhlak manusia, sehingga bila ditemukan ada manusia yang tidak baik, kemudian terkena marah atau ditegur-Nya, ini merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah Swt pula.
Sebagaimana gambaran seorang pendidik yang melakukan pendidikan dan pengajaran sedikit keras pada peserta didik, perilaku keras tersebut bertujuan agar ada rasa takut dan patuh terhadap guru. Disadari ataupun tidak kadang kita ditegus dengan keras oleh Allah Swt dengan cobaan fisik (sakit) dan persoalan hidup. Hal ini mungkin karena kita nakal, banyak melanggar aturan Allah dan tidak taat pada perintah-Nya.Â
Kalau semisal ditemukan ada anak nakal di sekolah maupun di tengah-tengan kehidupan masyarakat kemudian dibiarkan, dimungkinkan akan berkembang terjadi kerusakan pada diri anak tersebut bahkan orang lain maupun lingkungan sekitarnya akan mendapatkan dampak jelek dari kenakalanya. Begitu juga ketika dicubit oleh Allah Swt  (diingatkan) dalam bentuk cobaan berarti Allah  Swt sayang pada kita. Oleh karena itu, ukurlah diri kita dengan perilaku yang kurang baik (kerewutan diri) sehingga  kita layak mendapatkan jeweran (teguran) dari Allah Swt.