Tipe tamanku yang satu ini, sepertinya dapat dikatakan agak berbeda, apa ia mengalami gangguan atau mungkin manusia yang tidak ingin diganggu.
Begini ceritanya:
Tawaran usaha ia tolak, dengan alasan katanya mengganggu rutinitas kesehariannya. Padahal yang aku tahu, kesehariannya hanya menyiram bunga didepan rumah, pagi dan sore.
Alasan lain ketika ditawari usaha bersama, tetap saja menolak. Dengan alasan tidak mau berpikir ribet-ribet, katanya mau santai saja. Makan dari pendapatan yang seadanya.
Apalagi untuk menjadi penjaga toko, iya bilang "sudah tua, kan yang namanya penjaga toko harus yang muda-mudah," cletuknya. Padahal menurutku beliau ini tidak tua-tua amat. Masih energi dan suka naik sepeda kemana-mana.
Berbagai tawaran pekerjaan dan kerja sama yang  dilayangkannya, semua ditolak, karena satu alasan yang ia miliki, nanti membuat sakit. Menurutku mungkin alasan dari temanku ini, sepertinya ia sudah dapat  membuat rencana sakit. "Hebat juga yaah" (kata hatiku). Sambil aku binggung sendiri, setiap mendengar jawabannya.
Setelah saya ceritakan sama Man Wanyad tentang temanku ini.
Wanyad bilang "Kalau kaya gitu, seperti adiknya saya."
"Maksudnya gemana Nyad"
"Kakak beradiklah atau sebalas dua belas"
"Oooohh, berarti Wanyad kabeh."
"Yaah, iyalah, masa Wanyad separo."
"Angel- angel cerita sama Man Wanyad, dadi ikut terbawa Wanyad."
Wassalam..
Lukman Randusanga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H