Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Punya E-Toll Bikin Ngaji Terlambat, Sebuah Pengalaman Memberikan Pelajaran Berharga

24 Agustus 2020   08:12 Diperbarui: 24 Agustus 2020   08:10 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak Punya e-Toll Bikin Ngaji Terlambat, sebuah pengalaman memberikan pelajaran berharga.

Oleh : Lukman Nur Hakim

Kyai Subhan Makmun, merupakan sosok kyai yang menjadi pengasuh Pondok Peantren Assalafiyah luwungragi Bulakamba Brebes. Disamping mengisi pengajian khusus untuk santri pondok. Beliau juga pengisi kajain rutin bersama masyarakat Brebes dan sekitarnya.

Ada berapa kajian rutin yang sifatnya umum beliau asuh, baik yang berada di pondok mapun di luar pondok. Seperti setiap hari minggu jam 09.00 Wib, beliau harus mengisi pengajian di Masjid Islamic Brebes,  Selasa jam 14.00 Wib di Pondoknya sendiri, Rabu jam 15.30 Wib di Masjid agung Brebes dan jumat jam 15.30  Wib  di Masjid Luwungragi.

Terkadang jadwal rutinan yang harus beliau isi sendiri. Terpaksa harus libur atau terlambat dikarenakan harus memenuhi undangan lain, yang tidak bisa ditinggalkan. Seperti undangan walimah, organisai, pemerintah maupun pengajian umum. Namun pada pengajian rutinan,  beliau memiliki komitmen untuk selalu berusaha hadir dan tidak terlambat.

Pernah suatu hari, tepatnya pada hari selasa, tanggal 18 agustus 2020. Beliau terlambat ngaji rutinan, dan ketika mulai ngaji, sepertinya beliau tidak enak dengan para santri tua atau masyarakat yang menunggu ngaji dirumahnya. Karena permasalahan sederhana tetapi membuat ngaji terlambat, yaitu "Mobil yang dinaiki, tidak mempunyai e-Toll."

e-Toll Pusaka Melipat Waktu

Sebagian besar orang dahulu dalam berpergian dapat dikatakan, tidak bisa lepas dari senjata yang selalu dibawa, disimpan dan menempel dibadanya. Baik berupa keris, golok, tombak, maupun panah. Senjata tersebut dapat dikatakan sebagai alat untuk mempertahankan diri bila terjadi sesutu diperjalanan. Dan menjadi terasa  nyaman, semakin percaya diri dan tenang bagi yang membawanya.

Kalaupun era sekarang,  ditemukan orang yang berpergian membawa keris ataupun golok, dimungkinkan akan ditertawakan oleh setiap orang yang melihatnya. atau mungkin  langsung ditangkap aparat pemerintah.

Bergesernya jaman, budaya, kondisi keamanan lingkungan dan teknologi. Menjadi bergeser pula peralatan yang harus dibawa saat bepergian.

Keris, dulu dapat dikatakan sebagai senjata atau pusaka yang harus dibawa dalam bepergian. Namun kalau era sekarang orang akan pergi melakukan perjalanan jauh. Yang disiapkan dan dicek untuk kenyaman perjalanan adalah isi paket plus pulsa,  saldo kartu ATM dan e-toll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun