Tradisi Pijat di Keluargaku
Pijat dapat dikatakan dalam keluargaku  sebagai terapi tersendiri  ketika badan terasa kaku, capai dan  mulai terasa akan datang penyakit atau ketika sedang sakit.
Dalam kamus keluargaku, setiap anggota keluarg yang sedeng tidak enak badan, maka aku membiayasakan memanggil tukang pijat, yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari tempat tinggalku.
Sebut saja Nyi Piah, wanita tua yang sudah berumur 65 tahun. Dalam prinsip hidup beliau ini, mencoba mengabdikan dirinya untuk menolong orang lain, lewat keahlian ilmu pijatnya. Walaupun sekarang hanya mampu memijat 2 orang saja. Mungkin karena sudah tua. Â Berbeda ketika masih mudah sehari memijat 5 orang masih mampu.
Menurutku, pijak dapat dikatakan dalam bahasa jawa  "cocog-cocogan", (cocok). Nyi Piah dalam memijat dapat dikatakan baik dan cocok di keluargaku. Namun tidak semua orang nyaman dengan pijatanya, karena kalau belum terbiasa rasanya sakit sekali. Namun kalau sudah terbiasa menggunakan jasanya,  maka akan terasa biasa saja. Nyaman dan terasa segar atau Fit setelah dipijat.
![Pijat tradisonal dengan penekanan ibu jari (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/06/screenshot-20200105-204415-gallery-5e129e18097f3624653a0712.jpg?t=o&v=770)
Ketika ibu jarinya menemukan pusat sakitnya. Maka Nyi Piah, menekan ibu jarinya bolak balik di daerah tersebut. Sehingga otot yang awalnya tegang menjadi rileks. Walaupun saat dipijat rasanya sakit, namun setelah itu tubuh terasa bugar kembali.
Untuk memudahkan memijat, biasanya dalam keluargaku memakai minyak zaitun, agar di badan tidak terlalu lengket dan baunya segar. Dalam kepandaian memijat. Ternyata  Nyi Piah  didapatkan dari neneknya. Sewaktu masih kecil Nyi Piah ikut neneknya pijat bayi kelingling kampung. Dan dikatakan nenek, "Nanti, kamu Piah, yang akan menggantikanku setelah aku meninggal."
Sepengetahuanku, orang yang bisa pijat dikampung. Biasanya didapat dari keturunan. Mbah atau Neneknya yang dulunya tukang pijat. Sebagaimana keahlian Nyi Piah bisa memijat juga. karena keturunan dari neneknya.
![Nyi Piah 65 tahun, masih kuat memijat (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/01/06/screenshot-20200105-204345-gallery-5e129d41d541df44c5424752.jpg?t=o&v=770)
Ada bebera pengalaman unik yang dialami Nyi Piah ketika mencari kayu bakar di dekat pantai Randusanga, ternyata Ia pernah ketemu dengan wanita yang sama sedang mencari kayu bakar. Namun gaya pakainya sangat berbeda dan mencolok, dengan selendang warna warni di pakainya dan wajahnya sangat terlihat cantik sekali. Namun ketika disapa, wanita tersebut langsung menuju sungai muara sigeleng, dan hilang sendirinya saat mendekati pantai. (Wallahu 'alam bishowab)