MEMILIH JURUSAN KULIAH UNTUK ANAK
Bagi orang tua, yang memiliki anak duduk di kelas XII, atau mau lulus SMA/MA/SMK pada tahun ini dan akan melanjutkan keperguruan tinggi. Dimungkinkan sudah sering ditanya oleh anaknya. Baik tentang jurusan yang akan diambil, perguruan tingginya, maupun pilihan kota atau tempat kuliahnya.
Ketika anak bertanya pada kedua orang tua, tentang jurusan dan Perguruan Tinggi yang akan dipilih. Sebaiknya orang tua, tidak langsung memaksakan kehendak pilihanya, akan tetapi orang tua perlu mendiskusikannya dan memberikan alternatif-alternatif pertimbangan dalam rangka mengarahkan pilihan anaknya.
Ada beberapa hal, yang perlu dicatat dan didiskusikan bersama anak  dalam menentukan pilihan jurusan yang diambil ketika kuliah nanti.
Pertama, ajak komunikasi dengan baik, tanyakan pelajaran dan jurusan yang disukai atau di senangi oleh anak. Agar nantinya dalam penentuan pilihan jurusan maupun perguruan tinggi  berdasarkan suka, disenangi atau pilihanya sendiri.
Bukan ikut-ikutan teman, apalagi asal-asalan dengan alasan dari pada tidak kuliah. Penentuan pilihan karena minat anak. Memiliki makna juga, agar anak menjalani apa yang disukai, dan selanjutnya dimungkinkan anak dapat menikmati dunia perkuliahanya.
Kedua, berusaha membaca memahami potensi yang dimiliki anak, agar nantinya anak akan mampu memotivasi diri dalam kuliah. Tanyakan kepada anak. Motivasi apa, mengambil jurusan tersebut. Dengan motivasi yang tinggi, dimungkinkan akan berdampak pada nilai, dan semangat belajar. Selanjut akan berdampak pula pada dunia kerja, nantinya.
Dengan  memahami potensi yang dimiliki,  dimungkinkan anak akan mampu mengembangkan diri dengan baik, dalam lingkungan akademik maupun dunia kerja nantinya. Memahami dan mengembangkan potensi anak, dapat difahami  memberikan keleluasan dalam menyalurkan potensi anak dengan baik. Dan selanjutnya dengan sendirinya anak akan cepat tumbuh dewasa secara kemandirian  maupun pemikirian.
Ketiga, Mempertimbangkan kondisi Fisik dan Psikologis anak. Penentuan pilihan jurusan, dapat mempertimbangkan kondisi fisik anak. Apakah anak sering sakit, mudah capai, dan sebagainya. Kondisi semacam ini perlu ditanyakan kembali kepada anak, sebagai pertimbangan dalam memilih jurisan. Agar kelak ketika kuliah, Â tidak membuat anaknya semakin parah sakitnya.
Jangan lewatkan juga, mempertimbangkan kondisi fisik anak  dalam penyesuaian diri dengan lingkungan baru di tempat perkuliahan nantinya. Seperti pertimbangan kondisi daerah tersebut, apakah sangat dingin, panas maupun ramai. Â
Semisal saja, kalau anak alergi dingin kemudian kuliah di tempat yang dinggin,  tentu tidak akan membuat anak nyaman, dan akab berlaku sebaliknya pula. Maka jangah harap anak akan lulus kuliah, bahkan  dimunkinkan akan putus kuliah.