Menikmati senja di tepian Danau Duma, memberikan suasana kenyamanan tersendiri.
[caption id="attachment_378873" align="aligncenter" width="448" caption="Inilah Duma yang menawan"][/caption]
Suatu sore tepatnya hari Minggu, 17 Agustus 2014 ada tiga orang tengah memancing di tepi danau Duma di Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara (Halut). Mereka tengah melepas lelah sambil menikmati panorama senja, ditemani pisang goreng dengan sambal yang siap dicocol. Menambah suasana sekadar ngobrol-ngobrol atau bercengkrama kian mengasyikkan.
Sore itu kami bersama orang nomor satu di Halut, Bapak Hein Namotemo yang menjadi sopir kami mengadakan perjalanan ke Danau Duma. Terasa istimewa memang. Tiga orang yang tengah menikmati senja di tepi danau tersebut tentu saja terkejut saat yang mendatangi mereka salah satunya adalah bupati Halut sendiri. Kemudian kami pun terlibat dalam obrolan yang penuh kelakar dan menyenangkan. Tak lupa kami pun memesan pisang goreng plus sambalnya serta tiga gelas kopi panas dari sebuah warung yang terdapat di danau itu.
[caption id="attachment_378875" align="aligncenter" width="448" caption="Bapak Ir. Hein Namotemo, MSP, Bupati Halmahera Utara. "]
Masyarakat begitu akrab dengan keberadaan Danau Duma ini. Pelbagai cerita mitos ataupun cerita kenyataan tentang asal-usul Duma telah menjalar di masyarakat. Hingga ketika kami bertanya mengenai Duma, menggelontorlah cerita-cerita yang menghidupkan seputar keberadaan Duma. Tanjung Duma juga berada di sekitar danau ini sebagai tempat masuknya Injil pertama kali di Pulau Halmahera yang dibawakan oleh misionaris Belanda, Van Dyken pada sekitar tahun 1816. Tidak jauh dari tempat ini terdapat Telaga Makete dan Ngidiho dengan ukuran yang lebih kecil. Duma terletak di sebelah utara Tobelo dan berjarak kurang lebih 26 km.
Potensi Duma memang belum tergarap secara maksimal hal tersebut diakui bupati Halut sendiri. Oleh karena itu tantangan ke depan adalah mengelola dan merawat Duma ini sebaik-baiknya sebagai objek wisata.
[caption id="attachment_378878" align="aligncenter" width="448" caption="bersampan ria"]
Keindahan yang dapat disaksikan saat mengunjungi Danau Duma terutama sore hari menjelang matahari surup antara lain pemandangan orang yang tengah mendayung sampan di tengah danau, sementara bias matahari senja menimpa rerumpun tanaman eceng gondok yang terapung-apung. Tanaman eceng gondok yang mengapung di permukaan air disinari sinar matahari sungguh sangat indah sambil “dicandai” beburung yang terbang menyambar-nyambar dan mungkin juga tengah mengincar makanan sejenis si rama-rama.
[caption id="attachment_378879" align="aligncenter" width="448" caption="memelihara ikan"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H