Mohon tunggu...
Lukman H. R.
Lukman H. R. Mohon Tunggu... -

terus belajar, dan mencoba yang terbaik yang bisa q lakukan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menampilkan dan Menumbuhkan Sikap Apresiatif Terhadap Keunikan Seni Musik Tradisional Nusantara

22 Januari 2012   06:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:35 10851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apresiasi seni musik Nusantara saat ini terus mengalami perkembangan yang amat sangat pesat. Dengan munculnya berbagai aliran musik modern yang beragam, secara tidak langsung menggeser eksistensi musik tradisional Nusantara. Bahkan ada sebagian kalangan yang berargumen bahwa musik tradisional telah ketinggalan zaman. Sebagai generasi muda penerus bangsa yang cinta tanah air, yang berbangsa dan berbudaya, sudah sepatutnya kita dapat melestarikan, menghargai, dan mengapresiasi musik tradisi yang masih ada hingga detik ini.

Bagaimana caranya ? Untuk menumbuhkan rasa cinta kita terhadap musik tanah air, bangsa dan budaya, kita harus menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni musik tradisional yang kita miliki. Keunikan ini merupakan nilai lebih dari kekayaan budaya kita yang tidak dimiliki bangsa lain. Sikap apresiatif ini juga yang digunakan sebagai filter untuk mengantisipasi masuknya budaya asing dari bangsa lain yang dapat menggeser nilai-nilai budaya serta keunikan seni musik tradisional yang kita miliki.

Kebudayaan kita memiliki beragam seni musik tradisional yang unik. Sebagai contoh : kita memiliki seni musik Karawitan yang sangat terkenal di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat. Seni musik ini menggunakan seperangkat gamelan. Namun, dalam perkembangannya kini Karawitan sudah mulai memudar dibenak masyarakat Indonesia. Karena itu, kita harus tetap melestarikannya.

Dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur kita memiliki Sasando. Sasando merupakan alat musik tradisional khas Pulau Rote, dan keberadaan alat musik tradisional ini bisa dikatakan terombang-ambing tak tentu arah di tengah gencarnya arus industri musik saat ini. Instrument petik yang menjadi salah satu kekayaan budaya yang penting di Nusantara ini nyaris tak didengar oleh masyarakat di negeri kita sendiri.

Apakah Anda-anda sekalian pernah mendengarkan indahnya alunan musik Sasando ini ? Sasando terkesan sederhana bila ditilik dari bahan dasarnya. Sasando tradisional menggunakan sembilan dawai yang terpasang pada bambu. Itulah sebabnya mengapa Sasando digolongkan sebagai jenis “tube-zither-siter”. Sebagai resonator, digunakan daun lontar yang ditangkupkan sehingga membentuk rongga setengah lingkaran. Cara memainkan alat ini adalah dengan posisi duduk dan dipangku, serta dipetik dengan jari-jemari kedua tangan. Instrument dengan system tangga nada “heksatobik” atau enam nada ini mempunyai gaya melodi yang terdengar lain dengan musik lain di Indonesia, inilah yang menjadikan Sasando unik dalam khazanah musik Nusantara.

Menurut berbagai referensi yang saya pahami tentang Sasando dan komposisi tradisional, melodi Sasando menggunakan “descending movement” alias gaya menurun yang mirip dengan gaya bermusik di Afrika. Hal ini unik untuk dunia musik Indonesia, perlu didengar, diapresiasi, dan dilestarikan. Siter tabung serupa Sasando juga dijumpai di Asia Tenggara (Vietnam dan Filipina) yang banyak menghasilkan bambu. di belahan lain Indonesia juga terdapat alat music serupa Sasando. Di tanah Karo, Sumatra terdapat Keteng-Keteng, di daerah Mandailing Sumatra terdapat Gondang Bulu. Perbedaanya dengan Sasando, kedua instrument musik tersebut berfungsi sebagai ritmik, bukan melodik. Dalam tata pergaulan internasional di masa lampau, Sasando sangat berperan penting, bahkan pengaruhnya sempat menggema di se-antero Madagaskar. Negeri ini juga memiliki alat music yang serupa dengan sasando yang disebut “Valiha”dan dijadikan alat musik Nasional Madagaskar.

Berbagai seni dan alat musik tradisional yang terpaparkan di atas merupakan segelintir bagian dari keunikan dan kekayaan budaya yang kita miliki. Kita harus menghargai, melestarikan, dan mengapresiasi kekayaan seni musik tradisional kita, agar tidak lenyap ditelan waktu, agar tidak kecewa karena budaya kita diklaim bangsa lain, agar “anak-cucu” kita tidak menangis…

Salam lestari …………… J

Sasando Rote, instrument musik khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur

1327213916906364685
1327213916906364685
Pulau Rote, ujung Selatan Negara Indonesia......

13272140101656702442
13272140101656702442
Sasando, di dalam mata uang Rupiah...... :)

13272143922046804899
13272143922046804899
Pemain Sasando dengan Pakaian Tradisionalnya.......................

13272144961961183818
13272144961961183818

Indahnya panorama Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur

Salam Lestari . . . :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun