Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Berbagi itu indah

Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir STAI Al Fithrah Sby

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketidaktahuan dan Rasisme, Akar Intoleransi dalam Agama

30 Januari 2021   08:50 Diperbarui: 30 Januari 2021   08:56 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kronologi.id

"Ritual tradisi asli dibubarin alasan syirik, pake kebaya dibilang murtad, wayang kuliat diharamin..dan masih banyak upaya penggerusan pemusnahan budaya lokal dengan alasan syari'at..kurang bukti apalagi Islam memang arogan terhadap kearifan lokal?" cuit Abu Janda.

Terlepas dari itu, kembali kepada pernyataan yang dijelaskan di atas bahwa dalam memahami agama tidak cukup hanya memandang satu arah saja. Bagaimana pernyataan "Islam Arogan" tersebut dapat diterima secara langsung, dengan hanya mengandalkan logika, tentu berargumen disertai hawa nafsu atau merasa benar sendiri tidaklah baik, apalagi tidak ada dalil yang kuat bahwa Islam arogan.

Al-Qur'an sendiri menyatakan "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sesungguhnya, telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dan jalan yang sesat..." (Q.S. al-Baqarah [2]: 256).

Islam tidak memiliki minat sama sekali untuk membujuk orang masuk Islam. Orang Kristen atau lainnya memeluk Islam dengan suka rela dan kepada minoritas, tidak ada serba ragam paksaan bagi mereka agar memeluk Islam.

Di sisi lain, Islam tidak mengajarkan tindakan rasisme, justru Islam mengajarkan walaupun berbeda-beda namun tetap sama dihadapan Allah swt. Perbedaan adalah sunnatullah, tidak bisa dihindari. Allah ciptakan manusia dengan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa tujuannya ialah untuk saling kenal-mengenal, bukan untuk saling mencaci dan membanggakan diri. Di sisi Allah, orang yang paling mulia adalah yang paling bertakwa sebagaimana dalam Q.S. al-Hujurat ayat 13.

Jadi, faktor utama adanya tindakan intoleran adalah minimnya pengetahuan, atau bahkan ketidaktahuan namun, mengaku tahu. Begitu juga tindakan rasis, yang hanya mementingkan kelompoknya sendiri maka, ia akan cenderung menghina, menyelahkan, dan bahkan menganggap sesat golongan lainnya yang tidak sepaham. Sehingga, perlunya kehati-hatian dari masyarakat dalam mengambil sumber atau dalil untuk menyikapi suatu isu yang bernuansa agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun