Album debut Nasida Ria, Alabaladil Makabul, dibuat tiga tahun kemudian dan dipasarkan oleh Ira Puspita Records.Lagu mereka berdasarkan dakwah dan menarik ilham dari musik Arab. Tiga album mereka berikutnya menggunakan tema yang sama dan banyak berbahas Arab. Setelah saran dari kyai Ahmad Buchori Masruri bahwa lagu mereka akan lebih efektif jika semuanya berbahasa Indonesia, gaya Nasida Ria diubah; Masruri juga menulis lagu untuk mereka dengan nama samaran Abu Ali Haidar.
Gaya Nasida Ria yang baru ternyata popular, dengan beberapa lagu mereka seperti "Pengantin Baru", "Tahun 2000", "Jilbab Putih", "Anakku", dan "Kota Santri", banyak diputar di radio, baik di pedesaan maupun kota. Mereka juga muncul di televisi nasional dan melakukan tur di seluruh Indonesia.
Sobat Kompasiana, ternyata Nasidaria berdiri tahun 1975 dan lagu-lagunya sangat visioner dan berkemajuan. Dari lagu tentang Perdamaian, bom nuklir, wartawan dunia, sampai lagu yang berisi prediksi tahun 2000.
Lagu "tahun 2000"
Kalau mendengar lagu itu, tentu akan menarik manakala kita memperhatikan isi liriknya yang ternyata sesuai dengan kondisi tahun 2000 keatas. Berawal dari tahun 2000, faktanya perkembangan teknologi mulai perlahan maju dan beberapa pekerjaan manusia diganti dengan mesin atau robot. Tentu ini sangat cocok, dalam lirik tersebut mengatakan bahwa." tahun 2000 tahun harapan, yang penuh tantangan dan mencemaskan.......
Penduduk semakin banyak, sawah ladang menyempit" Â ini fakta terjadi bahwa perkembangan penduduk semakin bertambah dan menyebabkan sawah ladang semakin menyempit. Hal ini menyebabkan lahan sawah berubah menjadi perumahan sebagai tempat berteduh.
"tahun dua ribu kerja serba mesin". Hal ini juga fakta, perkembangan teknologi mulai menggeser kerja manusia. Untuk mempercepat dan memperbanyak produk, maka dibuatlah alat alat robot/ mesin. Sehingga pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan manusia, beberapa tergantikan dengan mesin (seperti liriknya "tenaga manusia banyak diganti mesin")
Lagu tersebut sarat akan pesan agar para generasi mempersiapkan diri dengan bekal ilmu dan iman, kalau tidak memiliki bekal maka siap-siap saja pekerjaan tergantikan oleh mesin. Nasidaria dalam lagunya mengajak genrasi muda untuk semangat memiliki keterampilan, ilmu dan bekal Iman. Kalau tidak ada bekal, maka siap-siap juga menjadi pengangguran (liriknya "pengangguran merajalela")
Lagu "Cita-cita Mulia / Pedagang kaki lima
Sebelum ada film TUKANG BUBUR NAIK HAJI, tahun 80-an sudah ada kisah nyata seorang pedagang kaki lima yang naik haji. Hal ini yang menjadi inspirasi nasidaria untuk menuangkannya melalui lagu 'Pedagang Kaki Lima". Sungguh mulia pedagang kaki lima,meski penghasilan tidak seberapa namun bisa naik haji"
Lagu tersebut sarat motivasi untuk berangkat ke tanah suci, meski dalam kondisi perekonomian yang terbatas. Sampai saat ini sudah banyak kisah-kisah inspiratif orang-orang biasa mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, dan akhirnya mampu berangkat haji.Â