Mohon tunggu...
LUKMAN HAKIM
LUKMAN HAKIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi ilmu politik UNSIQ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semakin Kuat Kerja Sama dalam Bidang Pertanian, Transfer Teknologi Dilakukan antara Indonesia dan Rusia

15 Januari 2023   11:24 Diperbarui: 15 Januari 2023   11:41 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Negara Rusia atau dengan nama resminya Rossiyskaya Federatsiya merupakan salah satu negara yang mempunyai sektor pertanian yang maju, diamana Rusia melakukan berbagai inovasi guna untuk memajukan sistem pertanian negaranya, seperti meningkatkan metode produksi, peningkatan produksi pertanian, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkunga, serta menciptakan teknologi-teknologi yang semakin maju, dan masih banyak lagi, yang akan saya bahas pada artikel ini adalah kerja sama dalam bidang pertanian antara Indonesia dan Rusia.

Melihat kemajuan pertanian yang dimiliki Rusia, Indonesia tak akan menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Indonesia melakukan kerja sama dengan Rusia. Di awali saat Menteri pertanian Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan kerja Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mrs. L. Yudmila.G,Vorobiva, jum'at, 8 Juni 2018. Pertemuan ini membahas kerja sama kedua negara guna memajukan industri pertanian nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. 

"Kita tahu, kita impor gandum dari Rusia, tapi kita juga ekspor palm oil (sawit), karet, kakao dan beberapa produk pertanian lain ke Rusia." Jelas Menteri Amran. 

Di balik itu masalah sawit kerap menjadi perhatian serius, sebab selama ini masyarakat UEC (Uni European Country) kerap melakukan kampanye negatif (black campaign). Rusia merupakan salah satu negara mitra di Eropa, begitu optimis dengan sektor pertanian di Indonesia dan saling membutuhkan kerja samanya khususnya untuk melakukan counter act terkait sawit (palm oil) di Indonesia.

Tepat pada tanggal 26-28 Juli 2021, di selenggarakan PKTA (Pertmuan Konsultasi Tinggkat Ahli) Bidang pertanian dan perikanan Indonesia dan Rusia secara virtual. 

Hasil dari pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari usulan dan kesepakatan kedua negara untuk membahas berbagai persyaratan teknis dan juga menyelesaikan sejumlah isu, serta sebagai upaya solusi bersama atas kendala yang timbul dalam mendoromg upaya peningkatan akses pada distribusi produk pertanian dan perikanan kedua negara tersebut, terlebih pada saat masa-masa pandemi menyerang seluruh dunia. 

Dalam pertemuan yang di lakukan, terdapat berbagai sesi diskusi, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Fajar Wirawan menyampaikan bahwa pertemuan juga ditujukan guna mengidentifikasi upaya atau langkah percepatan penyelesaian sejumlah draft dokumen kesepakatan yang masih tertunda, dan secara spesifik membahas terkait akses produk minyak sawit ke Rusia, dimana masa pandemi di negara tersebut mengalami peningakatan.

Keberlangsungan kerja sama pertanian Indonesia dan Rusia terus berlanjut, melihat kini kemajuan teknologi semakin pesat, Indonesia dan Rusia melakukan transfer teknologi yang di perkirakan akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Macam-macam bentuk kolaborasi yang akan terjalin antara lain yaitu, kerja sama riset, teknik, peningkatan kapasitas SDM (sumber daya manusia), promosi atau penawaran bersama, serta peningkatan pada sektor investasi. 

Indonesia dan Rusia telah menyusun nota kesepahaman atau dengan kata lain (MoU) dalam bidang pertanian, MoU tersebut sangat penting bagi kedua negara befungsi sebagai paying hukum untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan kerja sama dalam sektor pertanian, sekaligus menjadi landasan bagi otoritas pertanian antarkedua negara, bertujuan untuk membentuk kelompok tim kerja tingkat pejabat teknis, yang nantinya akan bertugas menyusun reaksi aksi implementasi (rencana action plan) yang bersifat konkret dari berbagai komitmen keeja sama yang telah disepakati bersama.

Duta besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan bahwa kerja sama dalam bidang pertanian ini akan berjalan dengan biak, meningkat secara ekonomi, serta kedua negara harus dapat mendukung satu sama lain guna mencapai tujuan yang telah direncanakan. " Indonesia dan Rusia memiliki perbedaan musim dan kondisi alam, sehingga sumber daya alam yang dihasilkan dapat saling melengkapi satu sama lain, seperti kami membutuhkan palm oil (sawit) produk Indonesia, sebaliknya Indonesia membutuhkan gandum dari kami,"" ujar Lyudmila pada saat kunjungan kerja sama.

Berikut sajian data riset terkait ekspor pertanian Indonesia ke Rusia menurut MENTAN (kementerian pertanian), ekspor utama produk pertanian Indonesia adalah kelapa sawit dengan nilai 467 juta dollar AS, kelapa (40 juta dollar AS), kakao (39 juta dollar AS), kopi (37 juta dollar AS), dan karet (32 juta dollar AS). Sementara impor utama Indonesia dari Rusia meliputi gandum dengan milai 16 juta dollar AS, ketumbar (6 juta dollar AS), gula tebu (2 juta dollar AS), obat hewan (3 juta dollar AS), dan sayuran olahan (70 ribu dollar AS), dan masih banyak lagi, termasuk pada sektor energi dan hasil tambang seperti besi , baja, dan timah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun