“dan apakah kami akan membiarkan (tidak memberi cobaan) mereka yang beriman setelah mereka mengikrarkan iman mereka...”
Paling tidak ada dua hikmah yang dapat diambil dari bencana yang menimpa kita dan saudara kita di Indonesia ini
1.Untuk mengingatkan kita bahwa Allah sangatlah maha kuasa, di mana dan kapanpun Ia berkehendak sesuatu maka tak ada yang dapat mencegah. Meskipun teknologi sudah semakin maju, dalam hal ini pendeteksi bencana sudah semakin canggih, ditambah ilmu pengetahuan dan pengalaman yang terus menerus, ternyata masih saja tidak kuasa mencegah kehendak Allah.
2.Untuk menegaskan kembali bahwa kita,umat manusia sangatlah lemah tak berdaya dibandingkuasa Allah. Betapa kecil dan hinanya kita untuk menyombongkan diri di hadapan Allah.
Imam Ali karramallahu wajhah pernah mengatakan: Di antara bukti bahwa kita umat manusia ini adalah makhluk yang hina dan rendah adalah:
a.Bahwa makhluk sekecil serangga pun dapat dengan mudah menyakiti kita. Satu gigitan nyamuk dapat menyebabkan demam berdarah, malaria, dan lain sebagainya yang bahkan dapat mendatangkan kematian. Dan sekarang, virus, yang ukurannya tak kasat mata bahkan lebih ganas lagi dapat membunuh manusia.
b.Bahwa manusia dapat dengan mudah terluka dan mati. Katakan detik ini seseorang masih sehat bugar, namun bebrapa detik kemudian ia dapat ditusuk pisau seseorang, tertembus peluru tajam, bom, dan seterusnya.
c.Bahwa manusia mudah berbau tidak sedap saat keringatnya keluar. Seberapa tampan atau cantik seseorang, seberapa banyak deodorant dan parfum yang digunakan, tak akan bertahan lama dapat menahan bau badan seseorang setelah ia berkeringat.
Dalam menghadapi cobaan dan bencana, ada empat macam jenis manusia;
1.Orang yang senantiasa mengenal Allah. Orang yang demikian ini sudah pasrah dengan cobaan baik dan buruk dari Allah. Cobaan tak lain hanya akan menambah dan mempertebal keimanan dan ketakwaannya kepada Allah.
2.Orang yang bertobat setelah mendapatkan musibah, dan kemudian tidak mengulangi bermaksiat.“dan Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang mensucikan diri.”
3.Orang yang bertobat dan berjanji akan berbuat saleh jika bencana dan musibah menimpanya hilang. Namun setelah bencana dihilangkan oleh Allah, maka ia lupa janjinya dan kembali kepada maksiatnya.
4.Orang-orang yang hatinya mengeras batu. Hatinya sudah tertutup dari cahaya Allah dan dihiasi oleh setan. Ia sudah tak bisa mengenali Allah. Datangnya bencana sama sekali tidak dapat mengingatkannya pada Allah. Naudzubillah
Semoga bermanfaat, wallahu a’lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI