Mohon tunggu...
Luki Amima
Luki Amima Mohon Tunggu... karyawan swasta -

1. Alumni STAIN Parepare Jurusan Syariah 2013 2. Putra asli daerah Parepare, Sulsel

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mending Dijual, Kalau Tinggal Justru Merugikan!

19 Desember 2014   23:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepintas isu tentang rencana Rini untuk menjual gedung BUMN terkesan mendadak dan menimbulkan kontroversi. Kendati demikian, sudah sepantasnya terlebih dahulu kita menelusuri alasan agar tidak terjadi gesekan pendapat yang berlebihan sehingga berdampak pada pemikiran yang sukanya memvonis.

Sebetulnya hal ini memang patut mendapat perhatian karena gedung BUMN itu termasuk aset negara yang letaknya strategis sehingga nilai investasinya sangat tinggi sehingga sangat disayangkan ketika harus dijual. Di samping itu, alasan yang telah diungkapkan Rini dibeberapa media sangatlah logis dan dapat diterima karena jika gedung sebesar itu hanya dihuni oleh kurang lebi 200 orang saja, maka akan sangat boros dan memakan banyak biaya baik dari segi pemeliharaan maupun pemakaian listrik yang pasti tidak berguna.

Perlu kita pahami bersama bahwa, menjual aset negara bukan berarti kesannya “menjual negara”. Butuh pemikiran yang cerdas untuk menerima kebijakan itu meskipun kenyataan sulit bagi sebagian besar orang. Itulah pentingnya untuk memastikan alasan yang digunakan sehingga bisa dikaji dan dibuktikan keabsahannya.

Mari sejenak berpikir, apa yang sebenarnya dirugikan. Sepintas memang yang namanya menjual berarti harus ada yang hilang, rugi atau berpotensi “kepentingan pribadi”. Pendapat sepeti itu sudah umum namun tidak didasari dengan pengalaman empiris. Sadari bahwa banyaknya uang negara yang terhambur hanya untuk megah-megahan. Padahal jika uang tersebut, termasuk pembuatan gedung digunakan secara efisien maka penghematan uang negara akan semakin besar dan pengalihannya bisa kepada kepentingan masyarakat yang mendasar seperti kesehatan, pendidikan dan peningaktan perekonomian.

Coba kita bayangkan andaikata suatu gedung dibuat dengan biaya yang sangat mahal, menguras keuangan negara dan pada akhirnya tidak berdampak pada kinerja orang yang bekerja di dalamnya, tentu sangat merugikan karena fasilitas yang diberikan tidak sebanding dengan kinerja yang dihasilkan.

Contoh seperti sangat perlu didukung karena membuka perhatian kita untuk lebih menggali pemborosan-pemborosan yang selama ini terjadi. Betapa banyaknya uang masyarakat yang seharusnya “kembali” untuk mereka nikmati ternyata digunakan dalam bentuk lain yang tidak bermanfaat bagi mereka. Tentunya kita jarang berpikir ke sana dan hanya melihat dari satu sisi. Untuk itu, rencana penjualan gedung BUMN tersebut harus didukung paling tidak sebagai “pilot project” dan pembuktian apakah selama ini gedung-gedung megah milik negara hanya memboroskan uang negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun