Di studio kriya logam tersebut juga terdapat sebuah Paguyuban pengrajin kriya logam di Kotagede bernama Sanggar seni 'Uri-Uri' kriya logam. Mereka setiap harinya melakukan praktik kreatifnya.Â
Para pengrajin yang menekuni kriya logam puluhan tahun tersebut masih beraktifitas membuat karya-kerajinan logam pesanan yang kebanyakan digunakan untuk kebutuhan interior eksterior gedung, seperti logo kuningan, logo tembaga, garuda pancasila kuningan, garuda pancasila tembaga hingga landmark dari tembaga maupun kuningan. Proses pengerjaannya pun masih menggunakan tangan langsung, karena dianggap sebagai ciri khas dan nilai budaya lokalnya.
Nursih Basuki Art Studio dikenal bukan hanya sebagai studio produksi saja, dimana dipandang sebagai tempat yang hanya memproduksi karya bernilai seni saja kemudian di jual.Â
Namun, studio tersebut aktif melestarikan praktik seni kriya logam warisan leluhur di Kotagede tersebut, mulai dari regenerasi hingga tempat diskusi bersama mahasiswa yang peduli seni kriya logam.
 Banyak orang-orang dari luar Yogyakarta rela berkunjung untuk sekedar memesan kerajinan yang terbuat dari tembaga dan kuningan di studio tersebut. Beberapa mahasiswa dari luar daerah pun juga rela datang langsung ke studio tersebut untuk melihat proses seni kreatif yang masih melestarikan nilai budaya lokal asli kotagede tersebut, untuk dijadikan materi utama dalam rangkaian tugas akhirnya.
Seni kriya logam hanya satu dari sekian potensi warisan budaya lokal di kotagede. Sejatinya jika pemerintah daerah mau menyentuh kawasan-kawasan yang kuat dengan nilai budaya, tentu bisa dijadikan tujuan wisata khusus baru di Yogyakarta, dimana bisa menjadi tujuan wisata alternatif berbasis budaya, sejarah hingga edukasi.Â
Berharap industri kreatif di bidang kriya logam di Kotagede tersebut bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas, khususnya anak muda, serta mendapat perhatian dari stakeholder pemerintah untuk dikembangkan lagi menjadi destinasi unggulan di Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H