Mohon tunggu...
Luke Alaisa Fatihana
Luke Alaisa Fatihana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Nama saya Luke Alaisa Fatihana mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kondisi Flow dalam Psikologi Positif Saat Melukis

1 Juli 2023   09:11 Diperbarui: 1 Juli 2023   09:53 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya kita berkenalan terlebih dahulu dengan “Flow”. Flow adalah keterlibatan yang merujuk pada hubungan psikologis dengan aktivitas yang sedang dilakukan dan merasa sepenuhnya terlibat dan senang dalam apa yang sedang dilakukan. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurjanah (2016) yang juga menyatakan bahwa flow adalah pengalaman maksimal seseorang dalam melakukan sebuah aktivitas, yaitu saat tantangan dan kemampuan bisa terlaksanakan membuat individu menyukai dalam melakukan kegiatan tersebut.

Karakteristik lainnya merupakan kesadaran pada waktu, hingga hilangnya ego pribadi. Kita menjadi energi, tidak mengenal letih, menjadikan pikiran kita sangat terpusat pada kegiatan yang sedang dikerjakan, menjadi satu tujuan. Yang bekerja bukan hanya indera melihat, kaki, tangan, tetapi seluruh pikiran, jiwa, dan tubuh kita hadir di waktu yang sama. terkadang kita melakukan sesuatu hanya karena melakukannya, tanpa mempertimbangkan hasilnya. Kita hadir pada saat itu. Dengan adanya flow, seseorang akan menikmati aktivitasnya, dapat menjumpai makna dari kegiatan yang telah dilakukan, dan akhirnya akan mencapai kesejahteraan subjektif yang memungkinkan individu tersebut menyelesaikan aktivitas yang sedang dilakukan.

Melukis merupakan kegiatan yang sudah sering lakukan kita dengar dalam kehidupan kita tiap harinya. Melukis ialah kegiatan menggambar atau membuat gambar dengan menggunakan bahan dan alat tertentu. Kegiatan melukis dapat dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya oleh individu yang memiliki kemampuan seni di atas rata-rata, tetapi dapat dilakukan juga oleh orang yang tidak memiliki kemampuan seni sama sekali. Dalam kehidupan sehari-hari melukis memiliki dampak positif. Beberapa dampak positifnya adalah dapat membantu seseorang dalam mengekspresikan diri dan perasaannya, terutama jika kata-kata tidak cukup untuk melakukannya. Selain itu, melukis juga dapat menjadi hobi yang menyenangkan dan dapat membantu mengatasi stres dan kecemasan.

Seni lukis dapat berkembang dengan baik jika seniman merasakan kemakmuran dalam mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. kemakmuran yang dirasakan oleh seniman dapat direalisasikan dan diwujudkan secara penuh. kebahagiaan menurut Robbins (2002) bisa memberikan efek positif pada orang. Oleh karena itu, efek positif akan muncul ketika orang bekerja sesuai dengan harapan. Kemakmuran tidak hanya berhubungan dengan hal-hal materi atau fisik, tetapi juga mencakup kepuasan psikologis. Orang yang menyukai dan mencintai pekerjaannya akan merasa bahagia saat melakukannya.

Untuk menciptakan kondisi flow para seniman harus menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik, sehingga seniman memiliki fokus yang jelas dalam karyanya. Hal ini dapat membantu seniman untuk terhindar dari gangguan dan terus bekerja pada karya tanpa terganggu. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang seni yang diminati. Dengan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai, seniman akan lebih mudah untuk mengatasi kendala dalam karyanya dan mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk mencapai kondisi flow. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih tempat kerja yang tenang dan nyaman, memilih waktu yang tepat untuk bekerja, dan menghindari gangguan yang tidak perlu.

Jadi flow adalah konsep yang mengacu pada keadaan optimal individu selama aktivitasnya. Flow dalam seni melukis dapat dicapai dengan berfokus pada tugas yang jelas dan spesifik, memungkinkan individu untuk fokus pada tujuan mereka dan mencapai kesuksesan yang lebih besar. Untuk mencapai Flow dalam melukis, individu harus memiliki lingkungan kerja yang fleksibel dan fleksibel, lingkungan kerja yang sesuai, dan lingkungan kerja yang sesuai. Ini dapat dicapai melalui kombinasi manajemen waktu, fleksibilitas, dan kemauan untuk belajar dan berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun