Mereka merasa tidak lagi memiliki figur yang bisa dijadikan tempat menyandarkan hidup, dan terlebih mereka merasa tidak ada gunanya menjadi pengikutNya, karena Yesus telah wafat. Â
Dalam kegalauan dan kepepatan hati tersebut, mereka berharap bisa mengakhiri perjalanan pulang yang dipenuhi kecemasan, ketakutan dan tanpa harap dengan kegembiraan dan bisa memulai kembali hidup baru di kampung halaman mereka. Â Â Â Â
B. Meniti Jejak Kebangkitan
Perjalanan panjang dua murid Yesus dari Yerusalem telah sampai tujuan: Emaus. Â Saatnya mereka memasuki zona kenyamanan hidup seperti yang pernah mereka rasakan, sesuatu yang sebetulnya sangat biasa! Â
Tetapi semuanya itu berubah manakala "Orang yang tidak mereka kenal dan telah menemani selama dalam perjalanan (ay. 17-18)" membuka wajah dengan "memecah-mecah roti, mengucap syukur dan membagi-bagi roti kepada mereka" (ay. 30).Â
Mereka mulai menyadari bahwa "orang yang selama dalam perjalanan tidak mereka kenal" itu adalah Yesus Kristus, Sang Guru! Â Pertemuan dengan Yesus ini pula yang mendorong mereka untuk bangkit dengan semangat dan kegembiraan, kembali ke Yerusalem untuk mewartakan kepada murid-murid yang lain bahwa Yesus telah bangkit dari kematian.Â
Di Yerusalem inilah mereka menemukan makna Paskah yang sesungguhnya, bangkit dari keterpurukan dan keputusasaan bersama kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Bagi Kleopas dan temannya, Â Yerusalem merupakan tempat istimewa. Tempat yang pernah mereka tinggalkan dengan jejak keputusasaan, sekaligus tempat menorehkan jejak kebangkitan, jejak Paskah!Â
Pada Paskah saat ini pun, kita juga memasuki Yerusalem baru. Yerusalem yang membangkitkan semangat dan mengembalikan harapan kita untuk mampu bertahan dan mengatasi tantangan hidup di masa pandemi covid 19 ini dengan menjalani hidup secara lebih kreatif dan inovatif.Â
Kita percaya bahwa bersama Yesus yang bangkit, kita tidak akan pernah menemui jalan buntu dalam setiap kesulitan yang kita hadapi. Kebangkitan Yesus telah membuka seribu pintu pengharapan jika di hadapan kita terlihat satu pintu yang menuju pada keputusasaan.
Menjadi Gereja yang menghidupkan