Mohon tunggu...
Lukas Mariyanto
Lukas Mariyanto Mohon Tunggu... -

Biblika

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jangan Melupakan-Ku

1 Januari 2015   17:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1420084208621491847

Penghujung tahun menjadi moment yang tepat untuk melihat kembali semua kejadian yang pernah kita alami. Tidak sedikit dari kita yang merasa kurang puas dengan semua yang telah dicapai. Sehingga segala target yang besar telah kita siapkan untuk memasuki tahun yang baru. Ini tidaklah salah. Kita memang harus memiliki target yang lebih baik dari sebelumnya. Menjadi salah jika melupakan segala Karya Tuhan ditahun-tahun yang telah kita lewati.

Tahun baru menjadi daya tarik tersendiri untuk kita memulai semuanya dengan sukacita, semangat, dan harapan yang baru. Tetapi marilah kita sedikit melihat kembali tahun-tahun yang telah kita lewati. Dalam suka duka kita rasakan, sering kita tidak menyadari ada karya Allah di dalamnya. Ketika suatu masalah menghampiri selalu fokus kita pada kesulitannya, bukan pada saat kita bisa melewatinya.

Dalam Mazmur 40:6, Raja Daud mengungkapkan syukurnya kepada Allah atas segala perbuatandan kebaikan-Nya yang tak terhitung jumlahnya. “Banyaklah yang telah Kau lakukan ya Tuhan, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu kepada kami... terlalu besar jumlahnya untuk dihitung”. Ini bukanlah hanya sekedar pujian belaka, tetapi pengalaman Daud bersama Allah. Dalam segala persoalan yang dihadapi ia melihat karya dan pertolongan Tuhan.

Lalu bagaimana dengan kita? dapatkah kita melihat karya dan perbuatan Allah ditahun-tahun yang lalu? Syukurilah semua yang telah terjadi di dalam kehidupan kita dan belajarlah untuk megingat segala perbuatan Tuhan yang pernah Ia lalukan bagi kita. Simpanlah itu dalam memori hidup kita, agar kita tidak pernah lupa akan perbuatan Tuhan disaat kita nanti mengalami kesulitan.

“Masa lalu memang takkan terulang, tetapi pernah kita alami”(lukas m)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun