Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Misteri Kematian Dr. Aulia Lestari di Kamar Kostnya

27 Agustus 2024   14:21 Diperbarui: 27 Agustus 2024   14:45 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data tulisan ini bersumber dari berbagai media digital, Dr Aulia Lestari sedang mengikuti program Pendidikan dokter spesialis/PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro, ditemukan meninggal dikamar kostnya dengan beberapa dugaan penyebab kematian,bunuh diri karena perundungan, pihak keluarga menduga korban tewas karena sakit, mati lemas, sedangkan Kapolsek Gajahmungkur Kota Semarang membantah bahwa ini adalah kejadian bunuh diri.

Fakta di TKP, Tubuh korban yang sudah dalam keadaan meninggal ditemukan tewas di kamar kostnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, pada Senin, 12 Agustus 2024. Di tempat kejadian didapati sisa cairan obat berfungsi melemaskan atau meregangkan otot di alat suntik. Buku harian korban yang jumlahnya 9 lembar berisi catatan pribadi tentang keluhan sakit yang dialami yaitu sakit dipunggung dan saraf kejepit. Menempel di tembok terpasang white board terdapat tulisan- tulisan yang berisi keluhan tentang situasi yang dialami, tidak diketahui tulisan siapa.

Hasil visum luar, terdapat luka bekas suntikan dipunggung tangan kiri korban serta korban dinyatakan mati lemas. Otopsi tidak diijinkan oleh keluarga korban, sehingga konsentrasi obat dalam darah korban,tidak dapat diidentifikasi lagi, padahal konsetrasi obat dalam darah korban menjadi salah satu pertimbangan penting untuk menentukan sebab kematian korban.

Beberapa keanehan,

Obat yang tersisa dijarum suntik dikamar korban meninggal ini hanya bisa diakses oleh dokter anestesi atau dokter peserta program dokter spesialis anestesi, sedangkan pemakaiannya ketubuh manusia harus melewati infus bukan disuntikkan.

Kesimpulan kematian hanya bisa disimpulkan melalui otopsi bukan hanya melalui visum luar saja, menurut dokter spesialis forensic dr Yudy Sp,Fm, kalau tidak diotopsi, tidak diketahui organ apa saja yang terkena?,Gambaran organ dalamnya yang terluka tidak diketahui, seberapa dalam kerusakan organ dalamnya?Keterangan tambahan tidak bisa dijadikan acuan untuk penyebab kematian.

Ada hal yang mungkin belum dilakukan penyelidik, apakah tulisan yang terdapat di white board dan tulisan di buku harian yang diduga milik korban dr Aulia sudah diperiksa secara forensic grafonomi keaslian tulisannya? 

Karena ini dapat sebagai jalan masuk untuk penyelidikan lebih dalam, apakah kematian dr Aulia ini bunuh diri atau penyebab lainnya. Jangan sampai terjadi lagi kasus kematian mahasiswa UI yang Bernama Akseyna yang diduga bunuh diri di danau UI tahun 2015 dengan membawa ransel dipunggungnya berisi batu, sampai sekarang masih menjadi misteri karena pesan terakhir berupa tulisan tangan yang tertempel didinding dikamar kostnya masih terjadi perbedaan pendapat para ahli Grafonomi, apakah tulisan dari akseyna atau orang lain.

Perihal penting lainnya yaitu hambatan untuk melakukan otopsi, sering penyelidikan terkendala akan ijin dari keluarga untuk melakukan otopsi , hal ini perlu dipertegas perundang uandangannya dan di sosialisasikan ke Masyarakat supaya kalau ada kejadian kematian yang tidak wajar bisa dilakukan otopsi dengan segera. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun