Mohon tunggu...
Luiz Yunia
Luiz Yunia Mohon Tunggu... Sales - Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi di Universitas Pamulang

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pajak dan Pengembangan SDM untuk Investasi Berkelanjutan di Indonesia

23 Desember 2024   10:10 Diperbarui: 23 Desember 2024   10:33 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pajak, sebuah istilah yang sering dikaitkan dengan penerimaan negara, ternyata memiliki peran yang lebih luas dan kompleks dalam pembangunan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia. Dalam konteks ini, pajak tidak hanya berfungsi sebagai sumber pendapatan negara, tetapi juga sebagai instrumen untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM). Investasi dalam SDM melalui penggunaan dana pajak dapat memberikan dampak jangka panjang yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan SDM yang berkualitas sangat penting untuk meningkatkan daya saing bangsa. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia telah mengalokasikan sebagian besar anggaran dari penerimaan pajak untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Seperti yang dikutip dari laman pajak.go.id, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024, sektor pendidikan dianggarkan sebesar Rp665 triliun, yang mencerminkan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih baik.

Salah satu contoh konkret dari penggunaan pajak untuk pengembangan SDM adalah program beasiswa pendidikan. Pemerintah memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Program ini tidak hanya membantu individu, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas tenaga kerja di masa depan. Dikutip dari laman pajak.go.id, "Pemerintah memberikan fasilitas berupa pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) bagi badan atau lembaga pendidikan yang menginvestasikan kembali keuntungan/profitnya untuk pembangunan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan".

Selain itu, pajak juga digunakan untuk mendanai pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja. Dengan meningkatnya kebutuhan akan keterampilan khusus di pasar kerja, pemerintah melalui dana pajak mendukung program pelatihan vokasi yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi tantangan industri 4.0. Contoh program ini adalah pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Dikutip dari laman ekon.go.id, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, "Pemerintah menerbitkan insentif pajak dalam bentuk super deduction bagi perusahaan yang mendorong pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi".

Meskipun ada berbagai upaya tersebut, tantangan dalam pengelolaan pajak masih menjadi masalah. Tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak masih rendah, yang berdampak pada penerimaan negara. Menurut laporan Direktorat Jenderal Pajak, penerimaan pajak Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan tindaklanjut guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pajak sebagai kontribusi untuk pembangunan.

Ilustrasi Jakarta Smart City (sumber: istockphoto) 
Ilustrasi Jakarta Smart City (sumber: istockphoto) 

Salah satu studi kasus yang menarik adalah inisiatif pemerintah DKI Jakarta melalui program "Jakarta Smart City". Program ini didanai sebagian besar oleh pajak dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga melalui teknologi informasi. Dengan memanfaatkan data dan teknologi canggih, program ini fokus pada peningkatan pelayanan publik dan pendidikan. Hasilnya, masyarakat dapat mengakses informasi pendidikan dan layanan kesehatan dengan lebih mudah dan efisien.

Pajak juga memiliki peran aktif dalam mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat. Melalui sistem perpajakan progresif, pemerintah dapat mengenakan tarif pajak yang lebih tinggi kepada individu atau perusahaan dengan pendapatan lebih tinggi. Dana yang terkumpul dari pajak tersebut kemudian dialokasikan untuk program-program sosial yang membantu masyarakat kurang mampu, ini merupakan langkah penting dalam menciptakan pemerataan pembangunan di seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah juga memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan karyawan mereka. Dengan cara ini, perusahaan didorong untuk berkontribusi dalam pengembangan SDM sekaligus mendapatkan keuntungan dari pengurangan beban pajak. Sinergi antara sektor swasta dan publik ini sangat penting dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja.

Dalam konteks pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pajak juga dapat digunakan untuk mendukung inisiatif ramah lingkungan terkait pengembangan SDM. Misalnya, perusahaan yang menerapkan praktik ramah lingkungan dapat diberikan insentif pajak sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap keberlanjutan lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor-sektor hijau.

Namun demikian, tantangan tetap ada dalam implementasi kebijakan perpajakan yang efektif. Pemerintah perlu memastikan bahwa dana pajak digunakan secara transparan dan akuntabel agar masyarakat percaya bahwa kontribusi mereka benar-benar digunakan untuk kepentingan publik. Edukasi tentang perpajakan juga harus ditingkatkan agar masyarakat memahami peran mereka dalam pembangunan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun