Murid dapat menggali berbagai pengalaman dari lingkungannya. Kurikulum lebih berfungsi kepada menghubungan antar beberapa jenis mata pelajaran yang ada.
Murid diperbolehkan secara bebas untuk berpindah keluar masuk dari kelas sesuai dengan hal yang mereka inginkan dan membangun jalannya sendiri untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan.
Sementara itu peranan guru pada bagian ini lebih menjadi fasilitator bukan hanya sekedar instruktur. Guru harus mampu mengobservasi ketertarikan dari murid. Mengobservasi arah yang secara natural mereka ambil dan melayani sebagai orang yang membantu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah pada setiap anak.
Pada proses pembalajaran menurut Dewey, kita akan melihat bagaimana guru menyampaikan latar belakang materi dari suatu informasi, setelah itu murid-murid akan bekerja/belajar dalam kelompok, dengan setiap kelompok mengembangkan konsep-konsep yang berbeda dari konten/materi yang telah disampaikan.
Pada konsep John Dewey kita akan menemukan banyaknya diskusi serta kolaborasi. Selain itu kita juga akan menemukan bukan hanya ujian tertulis tetapi juga ada presentasi, tugas, atau berbagai jenis teknis evaluasi. Setidaknya ada 4 hal penting dalam John Dewey experential learning "hands-on approach".
- Learning by Doing / Experential Learning.
Didasari akan pandangan bahwa murid akan belajar pada saat mereka dilibatkan ke dalamnya. Pada prakteknya seperti pada pelajaran biologi, murid tidak hanya membaca buku tetapi mereka dapat menanam tanaman, memanen buah serta memberi makan siput. Sehingga murid bisa merasakan pengalaman baik berhasil maupun yang gagal. Apapun yang terjadi, pada akhirnya murid dapat mengambil catatan untuk menemukan evaluasi yang terbaik dari pengalaman mereka, dan pada akhir kelas mereka dapat menyimpulkan pengalaman dari proses belajarnya melalui diskusi.
- Diskusi
Tujuan dari diskusi dalam pembelajaran adalah menghadirkan lingkungan yang demokratis dalam suatu kelompok, dimana keputusan diambil berdasarkan pendapat yang masuk akal. Melalui perdebatan, murid dapat menemukan ide yang terbaik serta meyakinkan yang lain dari sudut pandang yang berbeda.
- Interaktif
Interaksi dengan lingkungan merupakan hal yang penting dalam proses belajar karena belajar merupakan sebuah pengalaman yang selalu berubah. Di sisi lain bagi orang-orang yang pasif akan hanya belajar sangat sedikit. Murid akan menyampaikan ide-idenya kepada guru dan memulai berdialog satu dengan yang lain untuk bisa mengembangkan pemahaman dan menemukan esensi pembelajaran mereka.
- Interdisciplinary
John Dewey mempercayai bahwa keberlanjutan merupakan pemahaman yang penting dan pendidikan interdisipliner memberikan kesempatan pada murid untuk membangun pengetahuan dari apa yang mereka telah ketahui sehingga mampu memperkuat pemahaman mereka. Dalam hal ini murid dapat belajar bagaimana menghubungkan satu pengetahuan dengan pengetahuan yang lain.
Bagi otak, proses ini menjadi lebih efektif, karena ini dapat menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengalaman yang sebelumnya dan membangun model mental yang lebih kuat.
"Sekolah bertanggung jawab menjadi tempat untuk mempraktekkan masa depan yang kita inginkan untuk lihat, sehingga ketika anak-anak bertumbuh mereka dapat melakukan dan menciptakan itu semua"