Mohon tunggu...
Luhut A Pandiangan
Luhut A Pandiangan Mohon Tunggu... Relawan - Invictus

Filsafat, Teologi, Sastra, Seni, dan Revolusi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Coret Rasa

4 Oktober 2019   06:48 Diperbarui: 4 Oktober 2019   06:52 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengendarai roda empat aku sendiri malam malam, mengitari kota yang penuh lalu lalang, terhuyung waktu, mengejar imajinasi, citra sedang di kejar orang yang dibalik bangunan tua itu.

Lampu cahaya bermotif wayang matahari bertebaran di tengah jalan, kedap kedip sorot lampunya menerangi gelap mataku. Kecepatan kendaraan itu secepat lari kuda.

Tawa dan canda meraung dari warteg. Klakson om telolet om menyadarkanku bahwa aku harus menepikan mobil sedan sederhana yang tak seberapa ini, karena aku tahu, pak tua itu sedang mencari hidup, mengejar target dan bonus.

Gerombolan anak muda mengisi cerita malamnya dengan menyanyi di kafe, atau barangkali di rumah makan di tengah kota patriot. Terpatri harapan bagi mereka yang masih berusaha kuat. 

Tatkala seorang bocah sedang duduk menatap orang yang berkekurangan di pinggir taman merdeka, merenungi dan bersyukur. Bukan membandingkan tapi mengambil sisi positif.

Sesampai di tempat tujuan, tak langsung memuaskan rasa rindu. Penyatuan diri dengan suasana butuh waktu. Wajah manisnya menggugah senyuman dinginku. Jari jariku tak sungkan menyapa tangan hangatnya. Belaian kata kata terucap spontan, seperti mengalir ke muara sungai.

Berada di sini membuatku aneh, tapi aku tiba tiba berpikir, mengisi cerita semesta unik ini sangat mudah, apabila ada kesadaran bahwa langit dan bumi, tanah dan air,  ada, berproses dan berakhir untuk kita. "Tercipta untuk . . . . "

faf13

Sidikalang, 4 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun