Mohon tunggu...
Luhut A Pandiangan
Luhut A Pandiangan Mohon Tunggu... Relawan - Invictus

Filsafat, Teologi, Sastra, Seni, dan Revolusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembang Bunga Api

15 Desember 2018   06:53 Diperbarui: 15 Desember 2018   17:30 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Kabut putih mengawang digelapnya angkasa, mengaburkan kilauan bintang gemintang. Momen yang jarang kudapati diakhir dan awal tahun. Kupadamkan lampu rumah dan dari jendela, aku keluar dan duduk di atas kumpulan bata di atap rumah. Awalnya kaku, tetapi kubiasakan, karena ini pertama kali aku duduk di atap rumah.

Sendirian dan kadang sunyi. Meratapi keliling sekitarku. Cahaya lampu di depan rumah - rumah ini kadang menyilaukan. Kucari posisi yang tepat untuk menghindari silaunya. Kerumunan orang di depan rumah, tak sabar menantikan waktu yang satu ini.

Ada disini membuatku mengevaluasi kisah - kisah terbodoh hingga yang cukup hebat. Masih terngiang  di  memori otakku. Aku hampir terpleset di kubangan lumpur saat terburu - buru untuk masuk kebarisan, teman yang mengikutiku dari belakang terkejut melihatku, tak terelakkan saat guru piket menghitung mundur angka 10, agar siswa siswi cepat berbaris, karena apabila tidak cepat berbaris, siswa akan diberdirikan di barisan terpisah dan dipermalukan. 

Tetapi, teman sekelasku yang terkena hukuman itu, aku iba dan simpati. Jika aku dihukum, itu akan merusak rekor pribadi.
Ketika bapa guru memberikan sebuah pertanyaan, teman sekelasku mencoba memberikan jawaban, tetapi salah, bahkan para juara dan master tidak bisa menjawabnya, akhirnya mulutku berdering dan isi bunyinya benar, teman sekelasku memberikan tepuk tangan (oh, yeah).  

Menilik akhir tahun, aku ingin membulatkan sebuah resolusi baru dan akan sungguh sungguh kulakukan. Mengingat, banyak resolusi yang gagal dan komitmenku kian melemah.  Banyak kekalahan yang harus kuterima ditahun ini. Mungkin karena aku tidak semangat dan stagnan, atau barangkali tidak punya motivasi dan harapan.

Niatku untuk terus bertumbuh dan berkembang harus kutingkatkan. Aku juga tidak ingin tertinggal dari orang lain. Yang terpenting " Harus lebih baik dari hari kemarin." Waktu juga harus kumaksimalkan untuk hal positif. Kualitasku akan kutingkatkan dengan  membaca banyak buku, berelasi dengan teman dan  membentuk soft skill.

Pemanasan tampaknya sudah selesai. Perlahan jarum panjang arlojiku kian mengarah ke angka 12. Mataku tertuju pada mercun roket dan kembang api yang ada di depan rumah.  Kalau dilihat lihat, sepertinya harganya mahal dan unik. Oh, tampaknya mercun tidak akan dipegang, melainkan ditaruh di tanah dengan batu disekeliling mercun roket itu. Mercun itu segera dinyalakan. Kerumunan itu bersorak, beberapa detik lagi tahun baru. 5... 4... 3... 2... satu......  . 

Dengan perlahan cuitan mercunnya mengembang, dan bara mercunnya meledak di angkasa malam, menunjukkan ornamen kilauan. Riuh mercun roket di depanku juga diikuti di tempat lain. Menambah indahnya malam. Tembakan mercun roketnya silih bergantian.

Indah dan menarik, malam tahun baruku ditemani hiasan malam di langit bumi tanah airku. Salah satu kenangan yang tak akan pernah kulupakan. Ditambah lagi kerumuman didepanku saling bersapa tahun baru, bersorak sorai.

Tetapi, mataku tiba tiba risih melihat mercun roket yang ada di depan rumahku, kuhitung jumlah tembakannya ada dua seharusnya lima. Dan anehnya kerumunan itu berteriak nggak jelas. Aku maju ke depan di ujung atap rumah   Ternyata mercunnya miring dan menembak ke arah kerumunan untuk yang keempat kali. Tidak ada yang berani menjinakkan mercunnya.
Oh tidak ........ mercunnya mengarah kepadaku ...........

Sidikalang, 14 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun