Mohon tunggu...
Luhur Satya Pambudi
Luhur Satya Pambudi Mohon Tunggu... profesional -

Seorang lelaki sederhana yang suka menulis cerpen, soal sepak bola, dan bisa pula perihal lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Liga Ilegal Sponsor Internasional

24 Maret 2011   09:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:29 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13009587931630249885

[caption id="attachment_97182" align="aligncenter" width="300" caption="Coca-Cola menjadi sponsor utama LPI. (napnipnop.com)"][/caption]

Liga Primer Indonesia (LPI) telah berlangsung beberapa bulan dengan 19 klub terlibat di dalamnya. Dengan segala kekurangannya di sana-sini, masih ada kelebihan yang dimiliki LPI. Selain semua klub peserta LPI tidak dibiayai oleh APBD seperti mayoritas klub peserta Indonesia Super League (ISL), ada sejumlah perusahaan multinasional yang ternyata bersedia bermitra kerja dengan LPI. Sebut saja nama Coca-Cola, Air Asia, Microsoft, atau Rexona/Clear for Men (Unilever) yang terlihat di stadion-stadion saat siaran langsung LPI di televisi. Coca-Cola bahkan menjadi sponsor utama LPI.

Jadi, meski oleh pengurus PSSI disebut sebagai liga sepak bola ilegal, namun sejumlah sponsor LPI adalah merek internasional. Silakan PT Liga Indonesia berkaca, ada berapa banyak perusahaan multinasional yang sudi menjadi sponsor ISL? Selain itu, dengan tidak hanya disiarkan secara eksklusif oleh satu stasiun televisi, maka pertandingan LPI potensial lebih banyak disaksikan oleh pemirsa, terlepas dari kualitas pertandingannya yang mungkin sebagian besar masih sama saja atau bahkan di bawah ISL.

Nama beberapa pemain dan pelatih asing LPI pun terkesan lebih mentereng, seperti : Lee Hendrie (mantan pemain Liga Primer Inggris), Amaral (mantan pemain nasional Brasil), Lionel Charbonier (mantan pemain Prancis di Piala Dunia 1998), dan Jose Basulado (mantan pemain Argentina di Piala Dunia 1990). Dan sebelum ISL mengundang wasit asing, LPI telah lebih dahulu menggunakan jasa wasit asing.

Yang jelas, LPI tidak layak dipandang sebelah mata dan salut bagi Konsorsium LPI yang sanggup menjalankan kompetisi, kendati dengan banyak rintangan yang menghadang jalan. Semoga saja LPI bisa menjadi solusi alternatif bagi sepak bola nasional yang lebih maju. Masalah legalitas LPI sebagai kompetisi yang belum mendapat pengakuan dari PSSI dan FIFA barangkali akan mendapatkan solusi ketika terjadi pergantian pucuk kepemimpinan di PSSI, yang semoga bakal menjadi nyata pada bulan April 2011 nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun