Semarang, Jawa Tengah -- Sampah daun kering merupakan permasalahan yang sering ditemukan di lingkungan pemukiman. Sampah ini sangat umum ditemukan di sepinggir jalan ataupun di pekarangan rumah warga. Jika sampah daun kering ini tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat berdampak pada kebersihan lingkungan maupun menjadi penyebab bencana seperti banjir. Sampah daun kering yang menumpuk dapat menutupi saluran air, sehingga potensi air meluap menjadi lebih tinggi. Pengelolaan sampah daun kering yang tepat adalah salah satu kunci utama dalam menjaga kebersihan dan keamanan ekologis sekitar kita.
Salah satu cara warga yang umum dilakukan untuk mengelola sampah daun kering adalah dengan membakarnya. Solusi ini masih sangat jauh dari solusi ideal, dimana membakar sampah daun kering tidak hanya menimbulkan asap yang menyengat mata dan hidung, tetapi juga dapat menimbulkan emisi rumah kaca yang berbahaya bagi bumi. Masalahnya, masyarakat tidak memiliki banyak opsi dalam mengelola sampah daun kering selain dengan membakarnya. Sehingga, perlu adanya opsi lain yang lebih ramah lingkungan dan memiliki kegunaan yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.
Pembuatan kompos merupakan salah satu opsi pengelolaan sampah daun kering yang jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat. Dalam prosesnya, pembuatan kompos dapat menggunakan sampah daun kering sebagai bahan utama pupuk kompos. Hal yang perlu diperhatikan ialah pupuk kompos akan memiliki kualitas yang lebih optimal jika sampah daun kering tersebut memiliki ukuran yang halus. Jika kompos yang dibuat dari sampah daun kering memiliki kualitas yang buruk karena ukuran daun kering yang terlalu besar, tentunya masyarakat akan tidak tertarik untuk mengelola sampah daun kering menjadi pupuk kompos.
Alat bantu seperti pencacah daun kering tentunya dapat mempermudah proses pembuatan pupuk kompos yang baik. Adanya alat bantu tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengubah kebiasaan membakar sampah daun menjadi membuat pupus kompos dari daun kering. Dalam rangka menginisiasi perubahaan kebiasaan ini, Luhung Damarran Achmad mahasiswa S1 Teknik Mesin Undip membuat alat pencacah daun kering yang kemudian diberikan kepada perwakilan warga RW 04 Kelurahan Jatibarang.
Alat pencacah daun kering tersebut merupakan modifikasi dari alat pengaduk cat yang kemudian melalui proses drilling. Proses drilling dilakukan untuk membuat lubang sebagai tempat pemasangan baut yang menjadi mata pisau alat pencacah tersebut. Alat pencacah daun ini kemudian dapat digunakan selayaknya mata bor pada umumnya yang dipasang pada mesin bor. Secara umum, proses pembuatan alat pencacah daun kering ini mudah dengan alat dan bahan yang juga dapat ditemukan di toko bangunan terdekat.
Penyerahan alat pencacah daun kering dilakukan oleh Luhung secara langsung kepada Bapak Robby selaku Ketua RW 04 Kelurahan Jatibarang pada Kamis (10/2/2022) siang. Dengan adanya alat pencacah daun kering ini diharapkan masyarakat RW 04 Kelurahan Jatibarang tergugah ketertarikannya untuk mengelola sampah daun kering menjadi kompos. "Semoga alat pencacah daun kering ini dapat menjadi percontohan untuk warga yang ingin membuatnya sendiri sehingga dapat mempermudah proses pembuatan pupuk kompos," ujar Luhung.
Penulis: Luhung Damarran Achmad -- Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Dosen Pembimbing: Marwini, S.HI, Lc., M.Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H