Â
Jika terjadi kecelakaan lalu lintas dipersimpangan. Apa yang akan terjadi pada jalan di sekitar persimpangan tersebut? Ya tentu saja kemacetan di sepanjang jalan dan kepanikan antar pengendara yang lainnya, sehingga akan membuat perjalanan setiap pengendara terhambat. Seperti itulah gambaran dari sebuah krisis terjadi. Menyebar seperti virus, merambat dari sektor satu ke yang lainnya.
Kenapa Krisis Bisa Terjadi?
Indonesia dilanda krisis ekonomi pada tahun 1998 yang merupakan dampak dari nilai rupiah yang melemah, tingginya tingkat inflasi  dan perlambatan pertumbuhan ekonomi secara global. Nilai rupiah saat itu melemah terhadap dollar hingga 600%, tembus diangka Rp. 16.000,- yang awalnya Rp. 2.350,- .  Wah sangat tinggi sekali ya peningkatannya ? Kemudian apa yang terjadi ?
Saat terjadi krisis tahun 1998, utang negara melabung tinggi karena peningkatan nilai dollar, harga barang yang melonjak tinggi sehingga menurunkan daya beli, likuiditas bank yang merosot diakibatkan dari menurunnya kepercayaan masyarakat kepada bank sehingga masyarakat melakukan penarikan dana secara besar -- besaran. Kejadian tersebut tentunya mengguncang perekonomian nasional. Di tahun 2008, Indonesia kembali mengalami krisis ekonomi yang merupakan dampak dari kegagalan produk subprime mortage di Amerika Serikat.
Namun krisis yang terjadi dapat diselesaikan, sehingga saat ini stabilitas sistem keuangan terjaga. Lalu siapa yang berperan menjaga kestabilan sistem keuangan di Indonesia ? Menjaga stabilitas keuangan adalah tujuan yang dilakukan beberapa otoritas, bukan hanya satu otoritas saja.
Yang membedakannya adalah tugas dan kewenangan yang dimiliki masing -- masing otoritas. Bank Indonesia berwenang dalam menjaga nilai rupiah agar tetap stabil; pemerintah berperan dalam kebijakan fiskal; sedangkan Otoritas Jasa Keuangan melalui kewenangan mikroprudensial.
Bagaimana Peran Bank Indonesia Dalam Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan?
Bank Indonesia dalam menjalankan kewenangannya mempunyai tujuan dalam mencapai dan memelihara nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini terkandung dalam dua aspek yaitu stabil dalam nilai tukar terhadap mata uang asing dan stabil dalam perdagangan barang dan jasa. Untuk menjaga nilai rupiah tetap stabil, Bank Indonesia memiliki lima peran yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, yaitu :
- Bank Indonesia menjaga stabilitas moneter melalui instrumen suku bunga dan operasi pasar terbuka. Dalam hal ini BI menerapkan kebijakan yang disebut inflation targeting framework.
- Bank Indonesia berperan penting alam meciptakan lembaga keuangan yang sehat melalui mekanisme pengawasan dan regulasi.
- Bank Indonesia berwenang untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran agar transaksi keuangan berjalan dengan baik.
- Bank Indonesia dapat mengakses informasi -- informasi yang dinilai dapat mengancam stabilitas sistem keuangan melalui pemantauan secara makroprudensial.
Untuk memperkuat kerja sama antar lembaga, dibentuk Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK) yang beranggotakan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementrian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan. FSSK adalah forum koordinasi, kerja sama dan pertukaran informasi antara otoritas yang berkepentingan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia. FSSK akan menyampaikan mengenai laporan stabilitas sistem keuangan Indonesia dalam Kajian Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Apa Itu Kebijakan Makroprudensial?
Dalam perannya menjaga stabilitas sistem keuangan, Bank Indonesia tidak terlepas dari Kebijakan Makropudensial. Apa itu Kebijakan Makroprudensial ? Yuk kita bahas bersama.
Kebijakan Makroprudensial merupakan kebijakan yang tujuannya mencegah risiko sistemik. Risiko sistemik merupakan risiko yang dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan publik dan peningkatan ketidakpastian dalam sistem keuangan yang berakibat tidak berfungsinya sistem keuangan dengan baik dan menggangu jalannya perekonomian. Risiko sistemik merupakan hasil pertemuan shock dan vulnerability.
Shock adalah hal yang memicu terjadinya krisis, sedangkan vulnerability adalah karakteristik dari sistem keuangan yang mempercepat penyebaran shock. Jika ada sebuah rumah terbakar karena konsleting listrik, dalam kejadian ini, konsleting listrik merupakan pemicu terjadinya kebakaran (shock).