Halo sahabat kompasiana bertemu lagi di tulisan saya Luh Putu Wijayanti-Calon Guru Penggerak Angkatan 7-Kabupaten Klungkung, Saya mengajar di SMK Negeri 1 Klungkung.Â
Nah...kali ini saya akan bercerita dalam tugas saya di guru penggerak pada jurnal refleksi dwimingguan modul 3.1 yang menggunakan model refleksi 5R yaitu Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing.Â
Reporting (Mendeskripsikan)
Di sini saya akan merefleksikan aksi nyata saya di modul 3.1 mengenai Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Saya mengelami sebuah dilema etika dimana saya membantu murid saya menghadapi kasus murid saya jarang masuk kelas karena sibuk berorganisasi. Banyak guru mengeluhkan murid saya yang mementingkan kegiatan di luar kelas daripada ikut belajar di kelas. Tidak hanya 1 atau 2 mapel saja, namun hampir semua pelajaran. Saya sebagai wali sering mendapatkan laporan dari guru-guru lain. Di satu sisi, memang benar murid itu aktif dan senang berorganisasi. Dia adalah salah satu murid yang diandalkan dalam organisasi. Namun di sisi lain, kegiatan yang aktif di organisasi membuat kegiatan akademisnya terbengkalai. Guru ingin nilainya tidak dituntaskan, namun di sisi lain dia sangat aktif berorganisasi dengan turut menyukseskan banyak program OSIS. Setelah saya melihat paradigma yang berlaku dalam kasus ini adalah rasa keadilan melawan rasa kasihan. Satu sisi saya harus adil dalam menyikapi murid yang sudah 2 minggu tidak masuk kelas dan banyak lalai dalam tugas, namun saya kasihan karena dia sering dilibatkan dalam setiap kegiatan sehingga terkendala dalam kewajiban akademisnya.Â
Responding (Merespon)
Pemecahan dalam kasus ini menggunakan prinsip berpikir berbasis hasil akhir dimana kedua pihak ini puas dalam keputusan saya. Dalam merespon kasus tersebut, saya menyadari bahwa ini dilema etika karena saya melibatkan saya kemudian memanggil murid yang bersangkutan dan berbicara dari hati ke hati. Saya memberikan dia motivasi-motivasi bahwa organisasi sangat diperlukan dalam membentuk daya lenting individu dalam menghadapi masyarakat luas. Setelah saya melakukan 9 langkah pengujian keputusan, saya mengambil tindakan dan menemani murid ini untuk menghadap guru-guru dalam perbaikan kegiatan akademisnya. Saya juga berusaha mendampingi murid ini agar tetap semangat baik di kegiatan akademis dan nonakademis. Â
Relating (Mengaitkan)
Dalam modul 3.1 ini saya belajar perbedaan bujukan moral dan dilema etika, paradigma dilema etika, prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga memudahkan saya dalam mencari acuan dalam pemecahan kasus dilema etika. Saya menyadari bahwa dalam kasus ini tidak ada benar dan salah karena mereka berpegang teguh dengan nilai-nilai kebajikan yang mereka yakini.
Reasoning (Menganalisis)
Dalam pemecahan kasus ini, saya melakukan pendekatan berbasis akhir dimana saya ingin yang terbaik untuk semuanya. Saya tidak ingin murid saya tertekan dan saya juga tidak ingin dia lalai dengan kewajibannya. Saya menyarankan murid saya dan rekan saya untuk melakukan komunikasi. Tentu dalam komunikasi ini murid saya pasti akan segan, namun saya akan dampingi dia untuk mencari jalan terbaik untuknya. Saya juga akan melakukan komunikasi dengan rekan sejawat saya agar murid saya diberikan waktu untuk menyusul ketertinggalannya agar semua sama-sama jalan tanpa meninggalkan kegiatan satu sama lain.Â
RECONSTRUCTING (Merancang Ulang)
- Jika saya mengalami permasalahan yang sama di masa depan, saya akan melakukan 9 langkah pengujian keputusan berdasarkan paradigma dan prinsip yang saya libatkan.
- Saya akan lebih berusaha dalam menempatkan murid dalam berbagai kasus baik dilema etika ataupun bujukan moral.
- Dalam pengambilan keputusan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikann yang bertanggung jawab.