Akibat paradigma berpikir seperti ini, maka orang tersebut tidak akan melihat sebuah kekuatan positif, bahkan hal positif yang sebenarnya bisa jadi peluang malah tidak tampak karena dia hanya akan berpikir sebuah kesulitan yang akan dihadapi. Baik berangkat dari situasi dan kondisi maupun dari pengalaman sebelumnya. Sedangkan pendekatan berbasis kekuatan merupakan kebalikan dari pendekatan berbasis kekurangan.
Guru atau seseorang dalam menghadapi sebuah permasalahan, akan selalu berpikir positif dan optimis, sehingga setiap kekurangangan yang ada bukan sebuah masalah, dia akan melihat sisi positif, nilai lebih yang menjadi aset/kekuatan yang bisa dijadikan faktor pendukung yang mampu mensukseskan berjalannya sebuah acara.
7 Aset Sekolah Sebagai Ekosistem Pendidikan
Ada tujuh aset yang dapat dijadikan salah satu alat membantu menemukenali sumber daya yang menjadi aset sekolah yaitu:
Modal manusia (kepala sekolah,guru, murid, komite, masyarakat sekitar, dan tenaga kependidikan), modal sosial (norma/aturan yang mengikat, kepercayaan, komunitas.
Modal politik (aktifitas dekmokrasi, SDM yang dapat mempengaruhi kebijakan),
Modal agama dan budaya (kegiatanritual keagamaa, kebudayaan),
Modal fisik (ruang kelas, lab, ruang pertemuan, musolla, toliet, saluran pembuangan/air, alat transportasi, jalur komunikasi/transportasi, dll).
Modal lingkungan/alam (potensi alam sekolah yang belum diolah, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dll).
Modal finansial (keuangan, pengetahuan bagaimana menghasilkan uang)
Topic 2 Feeling (perasaan)