Mohon tunggu...
Luh Nitra Aryani
Luh Nitra Aryani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S3

PNS/Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan dan Demokrasi: Melatih Sikap Demokrasi sejak Pendidikan Dasar

5 Desember 2024   14:14 Diperbarui: 5 Desember 2024   14:14 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Bentuk Demokrasi di Sekolah, Pemilu Raya di salah satu sekolah di Singaraja Bali ) Sumber : Dokumentasi) 

Pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan sikap individu, termasuk nilai-nilai demokrasi yang menjadi pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Demokrasi tidak hanya tentang sistem pemerintahan, tetapi juga cara berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menegah, ditemukan bahwa terjadi fenomena kemerosotan sikap demokrasi di Indonesia (PSKP Kemdikbud, 2024). Hal ini disebabkan karena rakyat tidak dalam posisi yang well equipped, termasuk tidak terdidik dengan baik. Rakyat menjadi left behind dan tidak berposisikan sederajat apalagi menentukan dalam kehidupan politik. Dampak kemerosotan demokrasi sangat luas, seperti maraknya korupsi, nepotisme, kebijakan yg elitis, pemerintahan yang tidak terkontrol, terbelinya hukum, perusakan lingkungan, dan sebagainya. Dilihat dari Laporan KPK Tahun 2023, terdapat hingga 4.389 pengaduan masyarakat dan 1.962 laporan masyarakat yang sudah melalui proses verifikasi dengan adanya bukti-bukti valid. Hal ini menunjukkan Tingkat korupsi di Indonesia maish sangat tinggi.

Dengan data tersebut, penanaman nilai-nilai demokrasi sejak pendidikan dasar menjadi sangat penting agar anak-anak tumbuh menjadi warga negara yang partisipatif, toleran, dan bertanggung jawab. Namun, implementasi pendidikan demokrasi di tingkat dasar tidak selalu mudah. Untuk mewujudkan demokrasi dalam dan lewat sekolah, menurut John Dewey (2004), sekolah harus memberikan lingkungan yang disederhanakan dari kebudayaan kompleks yang ada; sekolah sejauh mungkin mengeliminasi hal-hal yang tidak baik dari lingkungan yang ada; serta dapat menyeimbangkan berbagai unsur dalam lingkungan sosial serta mengusahakan agar masing-masing individu mendapat kesempatan untuk melepaskan dirinya dari keterbatasan-keterbatasan kelompok sosial dimana dia lahir (Pusposari, Dewi).

Tantangan seperti keterbatasan kurikulum, kurangnya pelatihan guru, dan budaya otoritarianisme di masyarakat sering kali menghambat keberhasilan pendidikan ini. Oleh karena itu, perlu ada upaya sistematis untuk mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi ke dalam sistem pendidikan dasar. Pendidikan demokrasi bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, kerja sama, dan partisipasi aktif dalam kehidupan sosial. Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam membangun pondasi pemahaman demokrasi sejak dini.
Memahami serta mengamalkan sikap demokrasi sejak dini adalah suatu pondasi penting dalam pembentukan warga negara yang aktif dan bertanggung jawab

Pembelajaran demokrasi di tingkat dasar dapat dilakukan melalui pendekatan yang interaktif dan menyenangkan, seperti diskusi kelompok, simulasi pemilu, dan permainan edukatif. Kurikulum yang dirancang juga harus mencerminkan nilai-nilai demokrasi seperti keadilan, toleransi, dan kerja sama. Anak-anak sering kali tidak memiliki ruang untuk mengekspresikan pendapatnya, yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi yang ingin diajarkan di sekolah.
Pendidikan demokrasi sejak dini sangat penting untuk menciptakan warga negara yang bertanggung jawab dan partisipatif. Dengan pendekatan yang tepat, nilai-nilai demokrasi dapat ditanamkan melalui metode pembelajaran aktif dan lingkungan kelas yang inklusif.

Guru memiliki peran penting sebagai fasilitator dalam pendidikan demokrasi. Mereka tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi di dalam kelas. Lingkungan kelas yang inklusif dan demokratis membantu siswa memahami dan mempraktikkan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Sikap demokrasi dapat dilatih melalui kegiatan-kegiatan seperti pemilihan organisasi sekolah dan kelas dengan musyawarah, mengadakan pemilihan ketua kelas atau organisasi sekolah dengan jujur dan adil, menyampaikan kritik dan saran kepada Majelis Perwakilan Kelas demi kemajuan sekolah, pembagian tugas piket yang merata, interaksi dan komunikasi yang lancar antara siswa dan guru, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara dan menyampaikan pendapat mereka.

Untuk itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan orang tua, dalam mewujudkan pendidikan demokrasi yang efektif. Melalui pendidikan, kita dapat membentuk individu yang kritis, toleran, dan memiliki kemampuan berpikir kritis. Dengan memahami dan mengamalkan demokrasi di pendidikan dasar, kita mempersiapkan generasi penerus yang mampu mengambil peran aktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan demokratis.

Referensi

Dewey, John. 2004. Democracy and Education An Introduction to the Philosophy of Education. Delhi: Aakar Books.

KPK. Laporan Tahunan KPK Tahun 2023. https://cms.kpk.go.id/storage/4200/Laporan-Tahunan-KPK-2023.pdf. Diakses tanggal 2 Desember 2024.

PSKP Kemdikbud. 2024. Peran Pendidikan Atas Demokrasi. https://pskp.kemdikbud.go.id/assets_front/images/produk/1-gtk/materi/Peran_Pendidikan_atas_Demokrasi.pdf. Diakses tanggal 2 Desember 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun