Mohon tunggu...
Luh Gede Wulan Kurnia Dewi
Luh Gede Wulan Kurnia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai Umanis Galungan Secara Sekala dan Niskala

11 November 2021   18:45 Diperbarui: 11 November 2021   18:49 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umanis Galungan adalah salah satu rangkaian hari raya Galungan yang jatuhnya tepat sehari setelah hari raya Galungan, yaitu pada hari Kamis wuku Dungulan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memaknai hari Umanis Galungan ini, namun pada dasarnya Umanis Galungan adalah hari yang disimbolkan dengan kedamaian, keceriaan, kebahagiaan dan ketenangan. 

Setelah banyaknya kegiatan yang dilakukan pada hari raya Galungan, Umanis Galungan ini adalah hari yang dinanti-nantikan sebagai hari untuk melepas kerinduan dan menikmati (manisnya) kemenangan dengan sanak saudara, sehingga pada hari ini umat Hindu melakukan simakrama dengan semeton (keluarga) baik itu dengan cara melakukan Tirtha Yatra bersama ataupun hanya sekedar melancong ke tempat wisata, namun segala aktivitas yang dilakukan tetaplah didasarkan atas dharma.

Poin dari hari Umanis Galungan ini adalah merayakan dan menikmati kemenangan, merasa angayubagia serta terbebas dari sifat-sifat buruk yang menguasai diri manusia. Namun pada kesempatan kali ini, saya dan keluarga memilih untuk merayakan Umanis Galungan ini dengan mengunjungi salah satu objek wisata yaitu "The Blooms Garden" yang terletak di Br. Batusesa, desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. 

Tempat wisata ini mengusung tema dengan asrinya keindahan alam dengan berbagai jenis tanaman bunga dan spot foto ala-ala luar negeri seperti kincir angin ala Eropa. Namun dari banyaknya spot foto, yang paling saya suka adalah ikon patung Dewi Danu yang menjulang tinggi di tengah-tengah taman dengan kemegahannya. Luas dari tempat wisata ini terbilang sangat luas dan untuk kedepannya diproyeksikan menjadi objek wisata taman bunga terbesar di Bali. 

Untuk tiket masuknya juga dapat dibilang terjangkau yakni untuk domestic digolongkan per orang dengan usia, dewasa yaitu 20.000, anak-anak (5-10 tahun) 10.000 dan untuk dibawah 5 tahun gratis. Sedangkan untuk wisatawan asing yaitu dewasa 40.000 dan untuk anak-anak 20.000. Serta terkena biaya parkir senilai Rp 5 ribu untuk mobil dan Rp 2 ribu untuk motor. Dan jangan khawatir jika nanti kita lapar atau kelelahan saat berkeliling tempat wisata ini, karena disini juga terdapat tempat makan dengan menu yang lengkap dengan harga ramah.

Kembali ke topik bahasan makna Umanis galungan, selain di identikan dengan "melali atau jalan-jalan" berbagai tradisi juga diberlangsungkan pada hari ini seperti ngelawang. Ngelawang adalah suatu tradisi menarikan barong diiringi gamelan dengan masuk dari pintu rumah penduduk satu ke yang lainnya. (lawang ke lawang), dan bagi penduduk yang mempunyai rumah akan membawa canang dengan sesari/uang seikhlasnya. Barong yang memasuki melalui pintu rumah ini dipercayai akan mendatangkan keberuntungan dan mengusir aura negatif.

Disamping memaknai Umanis Galungan secara sekala dengan silahturahmi bersama keluarga besar, Umanis Galungan juga harus dimaknai secara niskala dengan melakukan persembahyangan ke pura Kawitan/Pedharman untuk menunaikan kewajiban kita sebagai umat yang selalu ingat dengan penciptanya dan asal-muasal jati diri kita. 

Namun apabila mungkin tidak dapat untuk melakukan persembahyangan di Pura Kawitan dikarenakan alasan tertentu, dapat dilakukan di merajan masing-masing.  Bukan hanya ingat menikmati saja, kita juga patut bersyukur atas kenikmatan yang kita rasakan sekarang. Rasanya seberapa banyak ucapan terima kasih yang kita tujukan kehadapan Tuhan pun tidak akan pernah dapat terbalaskan dan tidak dapat dibandingkan dengan anugerah Beliau, namun dengan jalan berbhakti dan menjadi umat yang bertaqwa niscaya Tuhan akan menjabah segala doa dan permintaan maaf umatnya.

dok. pribadi
dok. pribadi
Namun pada realitanya banyak yang menyalahartikan bahwa Umanis Galungan ini hanya sekedar bersenang-senang ke tempat wisata saja, memang tidak salah jika memaknai Umanis Galungan dengan mengunjungi objek wisata, namun yang harus kita utamakan terlebih dahulu adalah rasa syukur kita kehadapan Tuhan dengan jalan melakukan persembahyangan. Bersenang-senang disini juga ada batasannya dan tetap harus dilandasi akan dharma, karena banyak orang salah merayakan Umanis Galungan dengan minum-minuman keras. Dalam sastra manapun minuman keras itu dilarang dan itu sangat merugikan baik dari segi kesehatan atapun kualitas keimanan kita.

Mari kita sebagai umat Hindu merayakan rangkaian hari raya Galungan ini dengan penuh tanggung jawab dan tidak menodai hari yang baik ini dengan tindakan yang dilarang agama.

Luh Gede Wulan Kurnia Dewi/Biologi dan Perikanan Kelautan/Pendidikan Biologi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun