Mohon tunggu...
Luh Gede Wulan Kurnia Dewi
Luh Gede Wulan Kurnia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Kesabaran Penting dalam Menyambut dan Merayakan Hari Raya Galungan di Tengah Pandemi Covid-19?

9 November 2021   17:10 Diperbarui: 9 November 2021   17:20 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi.

 

Galungan merupakan hari raya umat Hindu yang dimaknai sebagai hari kemenangan Dharma atas Adharma, yang jatuh pada hari Rabu Kliwon wuku Dungulan. Rangkaian upacara hari raya Galungan terbilang cukup banyak dan panjang , dimulai dari Tumpek Wariga sebagai awal untuk menyongsong hari raya Galungan, upacaranya dilakukan dikebun dengan harapan agar hasil kebun tersebut bagus dan dapat digunakan pada saat Galungan nanti, Sugihan Jawa yang bermakna penyucian Bhuana Agung atau alam semesta, Sugihan Bali memiliki arti hari penyucian Bhuana Alit atau tubuh manusia, hari Penyekeban memiiki filosofi nyekeb indriya/mengekang nafsu, Penyajaan yaitu hari yang memiliki makna sebagai kesiapan untuk hari raya Galungan, Penampahan yaitu hari untuk membunuh sifat kebinatangan pada diri manusia, hari raya Galungan, Umanis Galungan, hari Pemaridan Guru, Ulihan adalah hari dimana para dewata-dewati kembali ke khayangan, Pemacekan agung, hari raya Kuningan, Manis Kuningan dan hari Pegatwakan.

Dengan demikian panjangnya rangkaian upacara hari raya Galungan, tentunya dalam mempersiapkan segala upakara (banten) yang dipergunakan haruslah dilandasi rasa tulus, ikhlas dan sabar. Secara filosofi, Hari raya Galungan bertujuan untuk melebur sifat jahat dan buruk dalam diri manusia dengan dipersenjatai oleh kebenaran (dharma) sehingga semua umat Hindu dapat mencapai kebahagiaan. 

Terlebih lagi pada masa sekarang, dunia tengah dirundung kedukaaan akibat pandemi covid-19 yang menyebabkan segala pelaksanaan upacara yadnya harus dibatasi. Pandemi ini juga menimbulkan gejolak besar yang dapat mempengaruhi mental dan emosional seseorang, sehingga banyak terdengar kasus depresi hingga melakukan tindakan absurd seperti bunuh diri, dikarenakan banyak kerugian yang ditimbulkan oleh musibah ini, dan yang paling terdampak adalah sektor ekonomi. Kita ketahui dalam pelaksanaan hari raya Galungan biaya yang dikeluarkan untuk membeli segala sarana dan prasarana terbilang lumayan banyak dan mahal.

Namun dalam beryadnya kita tidak diharuskan untuk menghaturkan sesuatu diluar kemampuan umatnya, beryadnyalah sesuai dengan batas kemampuan. Disinilah keadaan yang harus diwaspadai, kesabaran diri haruslah tebal dalam menyiapkan segala upakara agar tidak menimbulkan perdebatan bahkan hingga terjadi perkelahian. Kesabaran kita sangat diuji pada masa yang sulit ini untuk dipaksa bertahan ditengah badai, menahan segala emosi dan mampu mengendalikan diri memanglah tidak mudah.  Dengan ajaran agama hindu yang kompleks juga terselip  konsep ajaran Panca Yama Brata dan Panca Nyama Brata sebagai pedoman dalam mempelajari tahap pengendalian diri.

Kesabaran dan ketulusan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas yadnya yang dilaksanakan, apakah yadnya tersebut didasari rasa tulus ikhlas dan sesuai dengan kitab suci (sattwika), atau didasari hanya ingin pamer (rajasika), atau bahkan yadnya tanpa mengindahkan petunjuk sastra (tamasika) . Dengan kesabaran menikmati dan mejalani segala proses demi proses tahapan rangkaian Galungan, akan membawa kepuasaan dan kebanggaan tersendiri bagi kita sebagai umat Hindu, dan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa pun niscaya menerima segala persembahan umatnya yang didasari oleh rasa sabar, ketulusan dan keikhlasan. 

Galungan adalah hari dimana umat Hindu melawan keegoisan, sifat buruk dalam diri dan sifat kebinatangan yang masih menyatu pada diri manusia, menyatukan rohani agar dapat berpikir terang dan tetap akan pendirian. Banyak nilai moral yang dapat diambil dalam pelaksanaan hari raya Galungan, yang terutama dan terpenting adalah introspeksi diri agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya, serta menjalin dan memupuk hubungan yang harmonis antar umat Hindu sehingga semakin mulat sarira. 

Dari nilai-nilai moral tersebut dapat membangun kondisi hidup dimana ada kedamaian dan kesejahteraan, terlebih lagi di zaman global ini banyak godaan-godaan yang dapat menyesatkan dan menjatuhkan umat apabila tidak mempunyai genggaman seni mengendalikan diri. Hari raya Galungan juga dikatakan sebagai hari Pawedalan Jagat, namun yang dimaksud disini bukan dunia lahir pada Buda Kliwon Dungulan. 

Tetapi pada hari inilah ditetapkan agar umat Hindu dapat menghaturkan sejatinya Maha Suksemaning idepnya kehadapan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala ciptaan yang ada pada dunia ini. Pada hari Galungan ini umat bersyukur atas karunia dan anugerah Ida Sang Hyang Widhi yang telah berkenan dan melimpahkan segala-galanya.  

Semua umat Hindu diharapkan dapat mengekang diri agar tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan perintah agama dan mempunyai keteguhan hati menjalani dan melewati dengan ikhlas segala tantangan serta cobaan hidup di dunia.  Pandemi sudah banyak memakan nyawa dan air mata, kesabaran untuk menjalani hidup ditengah pandemi sangatlah dibutuhkan yaitu mulai belajar mengikhlaskan segala hal yang menjadi korban baik itu dari segi material maupun non material

Kesabaran merupakan sifat dalam diri yang tidak dapat dipelajari dalam waktu sesingkat itu. Kesabaran perlu dipupuk dari sejak dini sehingga suatu hari nanti dapat menjadi manusia yang memiliki kerendahan hati dan hati yang lapang dalam menerima segala ujian dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun