Kata pemacekan berasal dari kata pacek yang artinya Tekek ( Bahasa Bali) Tegar. Makna Pemacekan agung ini adalah sebagai symbol keteguhan iman umat manusia atas segala godaan selama perayaan hari Galungan yang dirayakan Pada Senin Kliwon Wuku Kuningan. Tepat pada hari ini saya Kembali menghaturkan Banten di rumah dan merajan.
Setelah itu dilanjutkan dengan Hari Raya Kuningan yang dirayakan umat hindu dengan cara memasang Tamiang, Kolem, dan Endong. Tamiang merupakan symbol senjata dewa Wisnu karena menyerupai Cakra, Kolem adalah symbol senjata dewa Mahadewa, sedangkan ending tersebut adalah symbol kantong perbekelan yang dipakai oleh para dewata atau leluhur kita saat melawan adharma.
Tahukah kalian keunikan dari hari raya Kuningan ini selain harus penggunaan warna kuning pada nasi yang ada pada banten, umat hindu juga diwajibkan untuk membuat nasi kuning sebagai symbol Menyambut hari raya Kuningan selain itu  persembahyangan yang akan dilakukan tepat pada hari raya kuningan harus sudah selesai sebelum jam 12 siang karena jika selesai diatas jam 12 siang hanya akan diterima oleh Bhuta Kala karena para dewata semua telah Kembali ke Kahyangan.Â
Hari Terakhir perayaan galungan dan Kuningan yaitu diakhiri dengan Hari Pegat Wakan yang dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan, dan mencabut penjor yang telah dibuat pada Hari Penampahan. Penjor tersebut yang nantinya akan dibakar dan abunya ditanam dipekarangan rumah. Hari pegat wakan ini jatuh pada hari rabu Kliwon Wuku Pahang, sebulan setelah galungan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H