Ibnu Sina Psikologi Islam : Hakikat Jiwa
Menurut Ibnu Sina hakikat jiwa itu esensinya berbeda dengan badan dan wujudnya tak berbentuk (Daudy, 1986). Wujudnya tak berbentuk itu tidak berada dalam badan atau tidak langsung mengendalikan badan disebut akal. akan tetapi jika berada di dalam badan dan mengendalikan badan secara langsung disebut jiwa (Glasses, 1999). Dengan demikian disimpulkan bahwa jiwa menurut Ibnu Sina adalah akal yang beraktifitas didalam badan (Amien, 2006). Yang sebenarnya hal ini telah didahului oleh Plato dan Plotinus dan juga Al-Farabi dalam kalangan filsuf islam.
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Ibnu Sina jiwa adalah roh kesempurnaan awal dan menjadikan manusia nyata. Dan juga, esensi jiwa berbeda dengan bada dan wujud tak berbentuk. Ibnu Sina meyakini bahwa jiwa akan tetap ada dan kekal setalah badan tak berwujud atau hancur. Lalu jiwa akan mengalami kesenangan dan kesedihan sesuai dengan penggunaan iman ilmu dan amal dalam sehari-hari.
Referensi
Daudy, Ahmad. 1986. Kuliah Filsafat Islam, Cet. 1, Jakarta: Bulan Bintang
H. De Vos. 1968. Antropolodi Filsafat, Stensilan, Terjemahan Endang Soekarian, Yogyakarta.
Mubarok, Achmad. 2003. Sunnatullah dalam Jiwa Manusia: Sebuah Pendekatan Psikologi Islam, Cet. 1. Jakarta: HIT Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H