Mohon tunggu...
Lugas Wicaksono
Lugas Wicaksono Mohon Tunggu... Swasta -

Remah-remah roti

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Barangkali Zulkifli Hasan Anggap Aremania Anak Telantar

6 Februari 2018   15:55 Diperbarui: 7 Februari 2018   16:18 2233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simon (kiri) bersama Zulkifli Hasan (dua kiri) sesaat setelah pemberian gelar Ebes Aremania di Cafe Fanatik 66, Malang, Senin (5/2/2018). Twitter @Official_PAN.

Aremania terlampau sakral untuk dilacurkan demi kepentingan politik. Mengingat Aremania bukan milik satu golongan. Aremania milik siapapun tanpa memandang golongan, suku, agama, status sosial, atau bahkan warna politik. Selama dia mencintai Arema maka sudah berhak disebut Aremania.

Begitu pula dengan Simon dan kelompoknya. Mereka berhak mendaku Aremania. Mereka juga berhak menjalankan kehidupan pribadi tanpa ada pembatasan perbuatan sebagai Aremania. Termasuk sebagai individu berhak menentukan pilihan politik. Yang salah dari dia adalah memanfaatkan nama Arema dan Aremania demi pilihan politiknya. 

Bagi Arek-arek Malang, Arema bukan sekadar klub sepak bola. Arema adalah identitas bagi Arek Malang yang di dalamnya mengandung harga diri dan kebanggaan sepenuh jiwa raga. Karena itu mengapa Arema terlampau sakral hanya untuk melampiaskan hasrat politik. Simon sebagai Arek Malang yang bebas merdeka dalam kehidupan berdemokrasi di Malang Raya berhak menentukan pilihan politik selama tidak membawa identitas Arema.

Ulah Simon dan kelompoknya yang memolitisasi identitas Arema adalah dosa besar bagi Aremania sejagat raya. Mereka harus mencabut gelar Ebes Aremania bagi Zulkifli Hasan karena Aremania bukan monopoli kelompoknya meskipun dia sebagai bagian dari Aremania. Siapapun tidak berhak memonopoli Arema demi kepentingan pribadinya.

Seiring perkembangan zaman, belakangan memang terjadi tren perubahan dinamika suporter sepak bola di Indonesia, termasuk Aremania. Suporter lebih suka membentuk komunitas sub-sub suporter daripada meleburkan diri sepenuhnya dalam satu nama Aremania. Dinamika ini kemudian melahirkan penokohan individu dalam komunitas sub suporter. Tokoh-tokoh baru inilah bersama anggota komunitasnya kemudian merasa paling berhak menyandang predikat Aremania dan bebas mengambil sikap atas nama Aremania.

Fenomena ini mengingatkan pada masa ketika Arema belum lahir. Saat itu Arek-arek Malang di setiap daerah membentuk geng-geng. Mereka tidak jarang terlibat tawuran antar geng atas nama eksistensi, tidak peduli mereka sama-sama Arek Malang. Semenjak lahirnya Arema pada 11 Agustus 1987, geng-geng ini kemudian meleburkan diri menjadi satu nama Aremania. Mereka dipersatukan oleh Arema dan sejak saat itu perlahan tawuran mulai ditinggalkan.

Di sisi lain, kalau Zulkifli Hasan mendaku sebagai Aremania semestinya dia paham siapa Arema dan dinamikanya. Kalau dia mencintai Arema bebas saja mendaku sebagai Aremania. Yang tidak pantas adalah penyematan gelar Ebes Aremania dengan segala prosesi seremonial. Ia bukan siapa-siapa bagi Arema, semua bukan siapa-siapa, termasuk manajemen Arema sekalipun yang layak mendapatkan gelar semacam itu.

Sebagai tokoh politik yang konon mencintai Arema semestinya ia bersikap bijak dengan menolak penyematan gelar itu. Ia bisa saja berdalih kalau mungkin rencana penyematan gelar itu tanpa sepengetahuannya dan tiba-tiba ada seremoni pemberian gelar. Namun tidak ada alasan untuk tidak menolaknya. Kalau memang dia politisi bijak yang tahu siapa Arema.

Atau mungkin dia memang tidak tahu apa-apa tentang Arema dan tanpa dosa menerimanya begitu saja. Bahkan dengan bangganya dia mempublikasikan gelar barunya. "Salam hormatku untuk sahabat sahabat Aremania.. Sebuah kehormatan bisa jadi bagian dari keluarga Singo Edan  #SalamSatuJiwa," tulis Zulkifli di akun Twitter miliknya, @ZUL_Hasan.

PAN juga tidak kalah bangga dengan pemberian gelar baru kepada sang ketua. Melalui akun Twitter @Official_PAN mereka tidak ketinggalan mencuit peristiwa penting dalam sejarah perpolitikan tanah air. "Setelah dinobatkan menjadi Ebes Aremania, Ketua Umum PAN @Zul_Hasan mengucapkan terima kasih & Siap menjadi bapak untuk Aremania se Jagat Raya  #SalamSatuJiwa #BangZulBapakAremania."

Dengan menerima gelar itu sama saja Zulkifli Hasan merendahkan Aremania. Apalagi gelar itu namanya Ebes Aremania. Seolah Aremania itu anak hilang yang terlantar sehingga membuatnya kasihan lalu memungut dan mengasuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun