Perjalanan menuju ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur sepertinya mulai banyak diminati. Operator transportasi mulai melirik Banyuwangi sebagai salah satu tujuan favorit. Tidak terkecuali untuk Kereta Api Indonesia (KAI).
Baru-baru ini, KAI Daerah Operasional (Daop) 9 Jember diketahui sambang ke Banyuwangi dan bertemu langsung dengan Bupati Ipuk Fiestiandani. Yang dibicarakan, tidak lain penambahan layanan kereta api penumpang.
Operasional kereta api penumpang di Banyuwangi selama ini boleh dibilang langka. Di tahun 2000-an saja, hanya beberapa kereta api yang beroperasi. Sebut saja KA Tawang Alun (Banyuwangi-Malang), KA Sritanjung (Banyuwangi-Yogyakarta), KA Mutiara Timur (Banyuwangi-Surabaya), KA Probowangi (Banyuwangi-Probolinggo, sekarang Banyuwangi-Surabaya), dan Pandan Wangi (Banyuwangi-Jember).
Di tahun 2010-an, tepatnya mulai September 2018, KA Wijaya Kusuma yang awalnya hanya melayani lintas Cilacap-Solo akhirnya mulai diperpanjang hingga Banyuwangi. Kemudian di tahun 2020-an, tepatnya Desember 2022, KAI menghadirkan KA Blambangan Ekspres yang melayani rute Banyuwangi-Semarang.
Dari kereta api yang beroperasi saja, jumlahnya bisa dihitung jari. Bahkan, saat ini status KA Mutiara Timur yang legendaris itu juga tidak beroperasi reguler. Penambahan operasional selama dua dekade lebih hanya ada dua kereta api. Itupun juga termasuk mengurangi perjalanan KA Mutiara Timur.
Satu Rute Dilayani Satu KA
Satu rute satu kereta api. Itulah yang sudah jadi semacam hal paling diingat masyarakat Banyuwangi. Sejak tahun 2002, ada satu lintas, yaitu Banyuwangi-Malang, yang hanya dilayani satu kereta api saja. Selama dua dekade, lintas tersebut hanya dilalui KA Tawang Alun.
Kereta api yang mengambil nama tokoh raja itu setia melayani lintas tersebut. Masyarakat Banyuwangi yang ingin ke Kota Malang atau sebaliknya, bertumpu pada layanan kereta kelas ekonomi yang ditawarkan KAI lewat KA tersebut.
KA Tawang Alun sudah jadi semacam tulang punggung bagi masyarakat yang ingin liburan ke Kota Malang sampai jadi sarana transportasi murah meriah bagi mahasiswa perantau yang kuliah di Kota Malang. Namun, hingga dua dekade lamanya, layanan KA itu juga tidak kunjung ditambah.
Lintas Banyuwangi-Malang hampir selalu ramai. Apalagi saat musim mahasiswa perantau pulang kampung atau kembali ke perantauan. Hampir bisa dipastikan kehabisan tiket kalau tidak segera pesan jauh-jauh hari.