Saya teringat terakhir kali menulis di Kompasiana pada Selasa (6/9/2022) lalu. Terakhir, saya menuliskan tentang kegiatan Indonesian Railway for Preservation Society (IRPS) yang memperbaiki sebuah gerbong ketel tertua.
Sejak saat itu, mungkin beberapa Kompasianer ada yang menyadari jika keberadaan saya lenyap begitu saja bak ditelan bumi.Â
Namun, adakah mungkin yang mempertanyakan, ke manakah kira-kira perginya si blogger penggemar kereta api ini?
Tulisan ini akan mengawali kehadiran saya kembali di platform Kompasiana. Sejujurnya, rasa rindu menulis di sini begitu besar. Namun, saya sedikit kesulitan selama beberapa minggu ini karena harus berbagi waktu dengan pekerjaan yang saya lakoni.
Sebelumnya, saya memang tidak memiliki pekerjaan tetap. Sehari-hari hanya menggantungkan hidup sebagai penulis lepas entah itu untuk perseorangan maupun institusi. Bahkan, kadang nyambi jadi videografer untuk para Youtuber.
Sekitar hari Senin (15/8/2022) beberapa hari menjelang bertambahnya usia saya, ada salah satu kawan yang mengabari lowongan pekerjaan. Kebetulan, sejak masih duduk di bangku kuliah, dia tahu betul saya paling suka menulis dan kluyuran.
Lowongan pekerjaan itu adalah sebagai wartawan di media cetak lokal yang berbasis di tempat saya dibesarkan. Bagi yang belum tahu, saya lahir dan besar di sebuah kota berjuluk The Sunrise of Java.
Dari lowongan tersebut, saya coba membaca persyaratannya. Cukup mudah ternyata karena hanya perlu mengirimkan resume dan surat lamaran. Calon pelamar bisa mengirimkannya lewat surel maupun datang secara langsung ke kantor.
Karena saat itu saya cukup malas untuk mengirimkan hardfile ke kantor, akhirnya saya putuskan melamar lewat surel saja. Semua softfile sudah saya persiapkan dan langsung saja saya kirimkan ke alamat yang tertera di pengumuman rekrutmen.
Sayangnya, pelamar tidak diberitahu secara pasti kapan waktu dipanggil untuk wawancara. Bahkan, hingga akhir masa pendaftaran, Sabtu (20/8/2022), tidak ada pengumuman yang muncul.