Volume angkutan barang pada Q1-2022 sebesar 12,5 juta ton, meningkat 15% dibanding Q1-2021 yaitu sebesar 10,9 juta ton. Sementara untuk volume penumpang pada Q1-2022 tercatat sebesar 51,7 juta penumpang, meningkat 33,7% dibanding Q1-2021 yang tercatat sebesar 38,6 juta penumpang.
Peningkatan volume pada angkutan penumpang dan barang pada Q1-2022 berdampak pada kenaikan kinerja profitabilitas dan arus kas operasi.
Profitabilitas meningkat 110,7% pada Q1-2022 dibandingkan dengan Q1-2021. Pada periode yang sama, arus kas operasi mengalami peningkatan sebesar 73,6%.
Rencana KAI dalam Penerbitan Obligasi dan Sukuk
KAI berupaya menjadi pilihan transportasi logistik dan penumpang di masa mendatang dengan melakukan peningkatan angkutan barang dan penumpang.
Untuk angkutan barang, hingga saat ini, angkutan batu bara menjadi komoditas penyumbang volume terbesarnya. KAI telah mengangkut 38,36 juta ton batu bara pada tahun 2021. Jumlah tersebut mencakup 76,32% dari total angkutan barang KAI dengan jumlah sebesar 50,26 juta ton.
Pada tahun 2027, KAI menargetkan pertumbuhan volume angkutan batu bara sebesar 174,38% atau meningkat menjadi 105,25 juta ton dibandingkan volume angkutan batu bara pada tahun 2021.
Sebagai langkah untuk mendukung pertumbuhan tersebut, KAI akan melakukan pembaharuan sistem persinyalan serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas, sehingga lebih banyak kereta api yang beroperasi.
Di samping itu, KAI juga akan melakukan pengembangan fasilitas perawatan sarana dan prasarana serta pengembangan stasiun bongkar muat. Sarana dan prasarana yang andal diharapkan mampu meningkatkan volume angkutan batu bara.
Rencana pengembangan angkutan barang di Sumatera Selatan ini sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi dan rencana PT Bukit Asam (PT BA) untuk meningkatkan produksinya.
KAI berupaya untuk menyediakan layanan transportasi untuk mendukung Ketahanan Energi Nasional dengan kerja sama yang dilakukan bersama PT BA dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).