Merantau bisa dibilang bukan waktu yang paling mudah untuk dijalani. Terutama, jika sudah terlalu nyaman di rumah bersama orang tua dan kemudian tiba-tiba harus meninggalkan rumah untuk urusan studi.
Saat awal merantau, saya pun juga mengalami kesulitan yang sama. Jika biasanya semuanya sudah diatur dan dipersiapkan oleh orang tua, di Kota Malang yang letaknya sekitar 300 km lebih dari tempat asal saya di Banyuwangi, saya harus bisa survive tanpa bantuan secara fisik dari orang tua.
Salah satu tantangan atau dukanya para perantau ini biasanya adalah urusan keuangan. Tidak sedikit dari mereka kerap mengalami masa kehabisan uang kiriman dari orang tua dan akhirnya harus meminjam teman yang lain atau harus berutang dulu di warung langganan.
Hal ini, untungnya tidak pernah terjadi pada saya, dan bahkan saya masih memiliki uang yang cukup untuk meminjami teman yang membutuhkan.Â
Pada artikel ini, akan saya tuliskan pengalaman mengatur keuangan dengan bantuan instrumen investasi yaitu reksadana.
Bagi yang baru mendengar instrumen investasi ini, reksadana adalah salah satu instrumen yang mengumpulkan dana dari masyarakat untuk kemudian dialokasikan untuk diinvestasikan dan diatur oleh manajemen investasi.Â
Instrumen investasi ini cocok bagi pemula karena risikonya yang relatif rendah dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti saham.
Berbeda dari zaman awal saya merantau dulu, saat ini ada banyak aplikasi smartphone yang menawarkan cara mudah untuk melakukan pendaftaran rekening reksadana. Beberapa contohnya adalah Bibit, Bareksa, dan aplikasi lainnya.
Pilihan investasi reksadana bermacam-macam mulai dari yang risikonya rendah seperti pasar uang, risiko moderat seperti obligasi, hingga risiko tinggi seperti saham. Risiko ini menunjukkan seberapa tinggi uang yang diinvestasikan bertumbuh, serta durasi investasi.
Semakin tinggi risikonya, tentunya uang yang diinvestasikan akan bertumbuh lebih cepat. Namun, perlu diingat bahwa risiko yang tinggi ini juga berarti durasi investasi harus diperpanjang, karena kerugiannya juga bisa dibilang relatif tinggi jika hanya digunakan untuk berinvestasi dalam jangka pendek atau bulanan.