Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mengenal Sinyal Tebeng Krian, Teknologi Persinyalan Tertua di Indonesia

29 Maret 2022   14:18 Diperbarui: 24 April 2022   11:14 2847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kereta api.(DOK KAI DAOP 5 PURWOKERTO via KOMPAS.COM)

Sinyal dalam istilah perkeretaapian mengacu pada rambu lalu lintas yang berfungsi untuk mengatur perjalanan kereta api. Cara kerjanya kurang lebih seperti halnya lampu lalu lintas yang biasanya ditemui di persimpangan jalan raya.

Jika lampu lalu lintas menunjukkan indikasi berhenti maka kendaraan harus berhenti dan ketika menunjukkan indikasi berjalan, maka kendaraan diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan. 

Begitu juga dengan persinyalan kereta api yang mana ketika menunjukkan indikator sinyal tidak aman maka kereta api wajib berhenti dan ketika indikator sinyal menunjukkan isyarat aman, maka kereta api diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan kembali.

Teknologi persinyalan pada perkeretaapian Indonesia, tercatat sudah ada beberapa jenis yang pernah digunakan dari yang tertua yaitu sinyal tebeng, Sinyal Alkmaar, Sinyal Siemens & Halske (S&H), dan sinyal elektrik.

Saat ini, tinggal Sinyal Siemens & Halske dan sinyal elektrik saja yang masih digunakan di Indonesia sementara untuk sinyal tebeng dan Sinyal Alkmaar sudah tidak dipakai lagi. Artikel ini akan menjelaskan mengenai sinyal tebeng atau bisa juga disebut Sinyal Tebeng Krian.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Sinyal Tebeng Krian adalah teknologi persinyalan tertua yang pernah digunakan di Indonesia. 

Sinyal jenis ini teknologinya paling sederhana jika dibandingkan dengan penerusnya. Sinyal Tebeng Krian hanya berupa piringan berwarna merah dan diletakkan pada as secara vertikal (tegak) yang dapat diputar. 

Pemutar arah tebeng menggunakan kawat tarik yang terhubung dengan tempat kerja pengendali lalu lintas di stasiun.

Sinyal Tebeng Krian di jalur Cibatu-Garut sebelum dipreservasi. (Sumber: Beritabaik.id)
Sinyal Tebeng Krian di jalur Cibatu-Garut sebelum dipreservasi. (Sumber: Beritabaik.id)

Cara mengartikan indikator pada sinyal tebeng ini juga bisa dibilang cukup mudah. Jika piringan berwarna merah (tebeng) menghadap ke arah datangnya kereta api, di mana bentuk lingkaran tebeng terlihat oleh masinis, maka kereta api harus berhenti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun