Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kereta Api Makin Cepat, Bagaimana Nasib CC 201?

10 September 2021   09:28 Diperbarui: 11 September 2021   15:46 6183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecepatan itu saat ini memang sudah siap diberlakukan apabila sarana lokomotif yang digunakan adalah seri terbaru yaitu CC 206. Lantas bagaimana nasib lokomotif seri yang lebih tua seperti CC 201?

CC 201 adalah sarana lokomotif yang kemungkinan sudah tidak siap beroperasi jika harus dipaksa menarik kereta dengan kecepatan tinggi. Lokomotif jenis ini adalah yang tertua di Indonesia dan masih beroperasi hingga saat ini. Karena usianya, lokomotif ini dibatasi batas kecepatan operasionalnya hingga 90 km/jam saja.

Lokomotif seri CC 201 memiliki 3 generasi dan pertama kali berdinas di Indonesia pada tahun 1977. Ini adalah lokomotif CC 201 generasi pertama yang berdinas. 

Kemudian pada tahun 1983 didatangkan lagi CC 201 generasi kedua dan terakhir pada tahun 1992, CC 201 generasi ketiga juga didatangkan dan mulai berdinas.

Bersamaan dengan datangnya generasi 1 sekitar tahun 1978, Perusahaan Jawatan Kereta Api saat itu juga mendatangkan lokomotif dengan bentuk serupa yaitu seri BB 203. 

Lokomotif ini didatangkan mengingat jenis rel di Indonesia saat itu kecil sehingga belum dapat dilalui seluruhnya oleh lokomotif jenis CC 201.

Lokomotif BB 203 sejak tahun 1989 kemudian juga akhirnya direhab menjadi CC 201 dengan menambahkan 2 motor traksi (penggerak) pada lokomotif BB 203. 

Nomor seri BB 203 juga diubah menjadi CC 201. Proses rehab ini dilakukan seiring dengan adanya dukungan prasarana jalan rel yang mulai membaik.

CC 201 menjadi lokomotif dengan jumlah terbanyak saat itu. Ditambah lagi dengan adanya rehab dari BB 203. Sampai sekarang sudah ada 130 unit lokomotif yang masih beroperasi, 7 diantaranya direhab menjadi CC 204, dan 7 lainnya rusak. Dengan jumlahnya sekarang, seri ini menjadi yang terbanyak kedua setelah CC 206.

Melihat usianya yang sudah tidak lagi muda, sekitar 40 tahunan untuk generasi pertama dan 20 tahunan lebih untuk generasi ketiga, rasanya tidak mungkin jika lokomotif ini dipaksa untuk melayani lintas dengan taspat tinggi. 

Beberapa penggemar kereta api, seperti saya sendiri, masih menebak-nebak apa yang akan dikerjakan lokomotif ini kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun