Adanya pandemi Covid-19 membuat dampak dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Programme for International Student Assessment (PISA) Â yang menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimun dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Untuk mengatasi hal tersebut, kemendikbudristek menyederhadakan kurikulum atau disebut kurikulum darurat untuk menangani ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi. Kurikulum tersebut dikenal sebagai kurikulum merdeka.
Apa Itu Kurikulum Merdeka?
Kurikulum Merdeka merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada siswa untuk mengembangkan bakat,minat, dan passion siswa masing-masing secara optimal. Secara umum, kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Dalam hal tersebut, siswa mempunyai waktu cukup untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Sedangkan guru memiliki kekuasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat siswa. Kurikulum merdeka ini juga bertujuan untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila yang dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Tujuan Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka memiliki beberapa tujuan yang penting diketahui yaitu :
- Menciptakan Pendidikan yang Menyenangkan, menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi siswa dan guru dengan menekankan pengembangkan aspek keterampilan dan karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.
- Mengejar Ketertinggalan Pembelajaran, untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran dampak pandemi Covid-19. Kurikulum ini dibuat untuk memajukan pendidikan di Indonesia seperti di negara maju, dimana siswa diberi kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran.
- Mengembangkan Potensi Peserta Didik, kurikulum ini dibuat sederhana dan fleksibel sehingga pembelajaran akan lebih mendalam. Kurikulum ini membebaskan siswa dalam pembelajarannya agar kompetensinya mampu berkembang secara optimal.
Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaransebagai berikut :
- Pembelajaran di dalam kelas dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk membiasakan diri dengan konsep dan memperkuat kompetensi. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan perangkat pembelajaran yang berbeda yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
- Pembelajaran paralel berorientasi objek yang memperkuat profil peserta didik Pancasila, berdasarkan pengembangan karakter dan pembelajaran interdisipliner berorientasi kompetensi umum.
- Pembelajaran di luar pelajaran berlangsung sesuai dengan minat siswa dan sumber daya satuan pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran kurikulum mandiri merupakan suatu siklus yang melewati tiga tahapan sebagai berikut:
- Penilaian diagnostik, dimana guru memberikan penilaian awal untuk mengidentifikasi peluang belajar, karakteristik, kebutuhan, tahapan perkembangan dan tahapan peserta didik. pertunjukan . Biasanya evaluasi dilakukan pada awal tahun pelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk perencanaan metode pengajaran yang terbaik di masa yang akan datang.
- Dalam perencanaan, guru mengatur proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik dan mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat kemampuan.
- Pembelajaran, selama pembelajaran guru melakukan penilaian formatif secara berkala untuk mengetahui kemajuan belajar siswa dan melakukan perubahan metode pembelajaran bila perlu. Di akhir pembelajaran, guru juga dapat melakukan penilaian sumatif sebagai proses evaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Perbedaan Kurikulum Merdeka Dengan Kurikulum Sebelumnya :
- Sekolah Dasar (SD)
Perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum tingkat SD sebelumnya adalah mata pelajaran ilmu alam dan mata pelajaran sosial dipisahkan. Pada saat yang sama, kurikulum prototipe menggabungkan dua mata pelajaran menjadi satu mata pelajaran, yang menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPAS). Tujuan dari penggabungan mata pelajaran tersebut adalah untuk mempersiapkan siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMP).
- Sekolah Menengah Peryama (SMP)
Perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum SMP lama adalah di bidang informatika. Padahal sebelumnya lebih bersifat opsional, dalam kurikulum prototipe mata pelajaran ini dianggap wajib.
- Sekolah Menengah Atas (SMA)