Mohon tunggu...
Ludovicus Mardiyono
Ludovicus Mardiyono Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku "Kingdom Leadership"

Kingdom citizen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jual Ginjal Untuk Makan

9 Mei 2012   03:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:31 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RH, gadis Pontianak nekad menjual ginjalnya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Berita di Kompas hari ini. Walaupun ini bukan fenomena baru tetapi pas untuk dijadikan kekuatan refleksi atas kondisi kemiskinan akut warga negara Indonesia.

Masalah utama di Indonesia bukanlah ketiadaan kekayaan dan uang tunai tetapi lebih pada sistem pendistribusian kekayaan yang kacau balau. Kekayaan negara tidak tersebar secara proporsional sehingga mengakibatkan terciptanya kesenjangan ekonomi di masyarakat. Realitas sosial menjual ginjal atau organ tubuh untuk makan bukanlah realitas sosial yang biasa. Ini bukti terang dan sah bahwa sistem ekonomi negara (sistem kapitalis) tidak mampu menjawab persoalan dasar alih-alih memperbaiki taraf hidup warga.

Kapitalisme birokasi telah melakukan pembohongan besar-besaran tentang kemakmuran rakyat. Janjinya untuk memperbaiki kehidupan rakyat jelata adalah pepesan kosong. Tidak ada semua itu, yang ada hanyalah penghisapan sadis. Celakanya, kebohongan besar itu dibungkus dalam kemasan legal formal oleh birokrasi korup. Sebagian besar Undang-Undang memberikan peluang besar untuk melakukan penghisapan tersebut. Sebut misalnya UU 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Lur Negeri. Disitu gamblang sekali negara mengijinkan kaum bermodal terus melakukan penghisapan secara sporadis, misalnya melalui skema KTKLN.

Praktik seperti diatas, oleh Jean Baudrillard disebut sebagai perfect crime (kejahatan sempurna). Kejahatan yang seolah-olah tampak sebagai keluhuran. Negara mengatasnamakan perlindungan melakukan perampasan upah buruh migran. Dibalik jubah kekuasaannya para teknokrat melakukan pembodohan dan pembohongan dengan slogan untuk kepentingan rakyat. Dengan lencana kebesarannya alat-alat negara melakukan kekerasan dan intimidasi yang terorganisir.

Penjualan ginjal oleh seorang gadis belia itu berbicara sangat keras tentang semua kejahatan negara yang mengantar rakyat Indonesia masuk lebih dalam ke jurang kemiskinan. RH dan keluarganya sudah tidak bisa makan nasi, mereka sekeluarga sekarang sedang "makan ginjal" seorang gadis berusia 20 tahun. Tidak kah kekacuan sosio ekonomi ini akan mendesak sanubari pelaku dan pemegang tampuk pemerintahan negara Indonesia untuk berhenti korupsi dan melakukan kejahatan? Pandanglah wajah gadis-gadis yang sudah tidak memiliki ginjal, berikan harapan kehidupan bagi mereka! Bukan hanya untuk RH di Pontianak, tetapi untuk semua "RH di Indonesia"

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun